Ulama Harus Berkemampuan Seperti Ini, di Televisi Bukan Jaminan Lho!
“Punya apa enggak alat atau piranti untuk bisa memahami Al-Quran Sunah itu. Mereka hafal apa enggak? Berapa ribu dalil yang mereka kuasai? Sudahkah mereka khatam Bukhari Muslim dan Kutubus Sittah?”
Banyak juru dakwah yang kerap tampil di televisi sontak disebut ulama. Padahal, khusus untuk memenuhi kriteria seorang ulama harus memenuhi sejumlah persyaratan.
“Siapakah ulama itu? Apakah orang yang bertugas mengarahkan umat Islam dalam pilihan politik? Orang yang sering mengkafir-kafirkan sesama umat Islam sendiri? Atau orang yang ahli dalam agama? atau semuanya itu merupakan watak dan tugas ulama?”
KH Marzuqi Mustamar, Ketua PWNU Jawa Timur (terpilih), mengungkapkan, ulama itu harus paham Al-Quran dan Sunnah. Namun, cara memahaminya tidak sembarangan atau seenaknya saja karena harus menggunakan piranti tertentu yang diwariskan Nabi Muhammad, sahabat, dan ulama terdahulu.
“Punya apa enggak alat atau piranti untuk bisa memahami Al-Quran Sunah itu. Mereka hafal apa enggak? Berapa ribu dalil yang mereka kuasai? Sudahkah mereka khatam Bukhari Muslim dan Kutubus Sittah?” tuturnya, seraya bertanya.
“Sudahkah mereka tahu Asbabun Nuzul dan Asbabul Wurud? Sudahkah mereka tahu nasikh dan mansukh? Ya kan. Am, makhsus? Mutlaq muqayyad? Mubham mubayyan?” tutur Kiai Pengasuh Pesantren Sabilurrosyad, Gasek Malang ini.
"Kriteria ulama itu bukan sosok yang terkenal di televisi atau ceramahnya viral di media sosial. Ulama pewaris para nabi, kepada merekalah umat Islam, terutama warga NU, mengikuti"
Menurut kiai yang tinggal di Malang ini, semua yang disebutkannya adalah piranti untuk memahami, menyimpulkan hukum dari Al-Quran Sunah.
Tak hanya itu, menurut dia, ulama juga memiliki watak khusus yaitu mereka harus khasiyah, takut kepada Allah. Setiap malam bangun, banyak berzikir agar hati selalu sambung dengan Allah.
“Ulama itu harus kasih sayang. Lebih dekat kepada umat daripada kepada pejabat. Sudahkah itu dimiliki? Ulama itu menjaga kemaslahatan, menjaga keutuhan. Sudahkah orang-orang itu dakwah, tapi tetap aman? Jihad, tapi tetap aman. Amar ma’ruf, tapi tetap aman atau malah berkedok itu malah mengkacaukan situasi?” tanyanya.
Bagi Kiai Marzuqi, kriteria ulama itu bukan sosok yang terkenal di televisi atau ceramahnya viral di media sosial. Ia menyebutkan beberapa sosok yang menurutnya ulama. Kepada merekalah umat Islam, terutama warga NU, mengikuti fatwanya.
“Bahwa, Kiai Anwar Manshur dari Lirboyo ulama, semua sepakat. Bahwa Kiai Dimyati Rois ulama, semua sepakat. Bahwa Kiai Maimoen Zubair ulama, semua sepakat. Bahwa Kiai Nawawi Abdul Jalil Sidogiri itu ulama, semua sepakat. Bahwa Tuan Guru Turmudzi ulama, semua sepakat. Tuan Guru Zaini Kalsel, itu ulama, semua sepakat,” katanya. (adi)
Advertisement