Ulama dan Habaib se Malang Ajak Hormati Apapun Hasil Pilpres
Ketua Umum Ikatan Gus Gus Indonesia (IGGI) Dr.KH.Ahmad Fahrur Rozi menegaskan, banyaknya pihak yang mengajak rakyat untuk tidak mempercayai hasil pilpres, dianggap sudah keterlaluan.
Banyak pihak menyerukan gerakan rakyat atau people power, justru sangat melukai arti demokrasi.
“Akhir-akhir ini banyak upaya untuk mengajak mempermasalahkan kecurangan. Mengajak seseorang untuk bergerak menjurus kekacauan. Kami ingin menjaga ini, jangan sampai rakyat terprovokasi. Kalau memang tidak puas hasil pemilu, kan sudah ada wadahnya untuk protes. Bisa ke MK atau Bawaslu,” kata Gus Fahrur saat membuka Multaqo Ulama dan Habaib se Malang Raya, Jumat 16 Mei 2019 sore, di Ponpes An Nur 1 Bululawang, Kabupaten Malang.
Dihadapan ratusan tokoh agama se Malang Raya, kata Gus Fahrur, Siapapun yang terpilih kita sebagai rakyat wajib hukumnya tunduk pada pemerintahan yang sah. “Pemerintah yang buruk sekalipun, lebih baik daripada perang. Seribu kali kita maki Presiden pun gak ada perubahan. Karena tugas kita hanya doakan-doakan dan doakan Presiden. Hanya itu sebenarnya,” kata pengasuh Pesantren An Nur I Bululawang, Malang ini.
Menurut Gus Fahrur, hasil dari Multaqo hari ini, kita ingin menjaga ketentraman dan kedamaian pasca Pilpres. “Jangan justru membuat gerakan yang berpotensi mengacaukan negara. Siapapun yang menang Pilpres, itu sudah takdir Allah. Sehingga jangan buat gerakan yang kacau dan kekerasan, jangan rakyat ikut-ikutan,” paparnya.
Gus Fahrur menilai ada upaya untuk mengajak masyarakat agar menolak hasil pemilu. “Kami akan lawan siapapun yang menolak hasil Pemilu dan Undang-Undang. Kalau anda menolak, berarti anda menghancurkan demokrasi,” urainya.
Masih kata Gus Fahrur, sejauh ini banyak masyarakat yang terpancing. Seakan-akan, pemilu kemarin banyak kecurangan. “Ini kan seolah-olahnya curang itu sesuai yang pasti. Padahal kalau memang ada curang ya laporkan lembaga berwenang. Sepertinya ini kebohongan yang diulang-ulang seribu kali, menjadi sebuah kebenaran melalui kata-kata curang itu,” ujarnya.
Hasil dari Multaqo malam ini, mengajak seluruh rakyat agar tetap tenang. Tidak terprovokasi dan terpancing untuk berbuat anarkisme.
“Jangan kotori bulan ramadan dengan tindakan anarkisme. Kita serukan ini bulan damai loh. Kita menolak ajakan siapapun yang ingin melawan keputusan KPU dan Undang-Undang. Kalau KPU memtusukan sesuai dengan kewenangan dan UU, siapapun wajib menerima keputusan itu. Melawan keputusan UU dan hasil KPU adalah pemberontakan. Bahasa fiqihnya adalah Bhugot, harus diperangi, harus ditumpas. Melawan atau menolak keputusan yang sah KPU itu pemberontakan,” ujar Gus Fahrur. (ist)