Ulama Ambil Bagian Menjaga Keutuhan Bangsa
Jakarta: Kesenjangan yang terjadi di masyarakat Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Hal itu terlihat di bidang ekonomi antara masyarakat kecil dengan mereka yang berpendapatan tinggi.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma`ruf Amin saat dirinya diundang Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (30/3) mengatakan, Jokowi mengajaknya untuk membahas berbagai masalah kebangsaan dan kenegaraan. Serta dalam hal mencari solusinya.
"Ini karena ulama juga harus mengambil bagian dalam rangka baik menjaga keutuhan bangsa maupun juga ikut berkontribusi dalam rangka memajukan bangsa," terangnya.
Ma`ruf menyebutkan salah satu solusi yang dikemukakan Presiden Jokowi adalah tentang redistribusi aset, supaya aset-aset terutama tanah itu tidak hanya dikuasai oleh kalangan konglomerat.
Ia juga mengatajan, dalam hal ini Jokowi tampaknya agak trauma dengan penguasaan tanah secara perorangan karena dikhawatirkan nanti dijual lagi.
Sementara itu solusi lainnya adalah kemitraan. Ini perlu dilakukan supaya tidak terjadi benturan antara ekonomi kuat dengan lemah.
"Kalau terjadi benturan pasti yang menang yang kuat, yang kalah yang lemah. Beliau ingin ada kemitraan antara konglomerat dengan pelaku ekonomi lemah sehingga terjadi saling membantu dan hubungan silaturahim, tidak terjadi semacam kemarahan di kalangan masyarakat ekonomi lemah, tidak terjadi kecemburuan sosial," jelasnya.
Menurut dia, kemitraan akan dilakukan antara berbagai konglomerat dengan para pengusaha kecil dalam rangka menghilangkan kesenjangan.
"Menurut beliau, kesenjangan bukan beliau yang membuat. Beliau hanya menerima keadaan masa lalu yang terjadi sekarang ini. Karena itu beliau bertekad untuk mencoba menghilangkan kesenjangan karena kalau tidak diselesaikan sekarang, itu akan terus menjadi beban bangsa dan negara terus sampai ke depan," lanjutnya. (ruf)