Siasat UKM Kosmetik Bertahan saat Pandemi Covid-19
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor yang terdampak pandemi corona. Kendati begitu, usaha kosmetik milik Nunuk Sriandayani mampu bertahan. Produk kosmetik Chrisna yang diproduksi Nunuk Sriandayani di Jalan Bratang Perintis III No 9 Surabaya, tak terguncang pagebluk.
Nunuk Sriandayani bersyukur, sebelum pandemi corona sudah ada pesanan ratusan ribu kosmetik dari luar kota. “Alhamdulillah ada order masuk sebelum pandemi dan diparingi (dikasih) Allah bertahan. Ada pesanan ratusan ribu botol kosmetik dari Jawa Tengah. Mulai dari body lotion, shampo, sabun, dan face cleanser,” tuturnya kepada Ngopibareng.id, pada Jumat 24 Juli 2020.
Nunuk Sriandayani memproduksi kosmetiknya sendiri. Wanita berkacamata asli Kediri itu merupakan lulusan sarjana Tehnik Kimia. Dalam meracik kosmetik, Nunuk Sriandayani dibantu dua apoteker yang sudah berpengalaman.
Kosmetik ini untuk perawatan tubuh, mulai dari bedak dingin, parfum, body scrub, sabun wajah, body lotion, shampo hingga face cleanser. Produk ini terpajang di 7 outlet di mal wilayah Surabaya. “Alhamdulillah ya ini produknya kami racik sendiri," tutur Nunuk Sriandayani.
Lancarnya penjualan kosmetik ini membuat Nunuk Sriandayani bisa mempertahankan 9 orang karyawanannya. Seperti diketahui, selama pandemi corona banyak perusahaan atau UMKM yang merugi hingga terpaksa merumahkan karyawannya.
Jika Nunuk Sriandayani terpaksa merumahkan dua karyawannya, itu karena kondisi mal tutup. Sehingga outlet Chrisna harus mematuhi protokol kesehatan yang diterapkan mal tersebut.
"Hanya dua orang yang kami liburkan karena outlet di mal tutup,” ujar Nunuk.
Launching Produk Baru
Adanya pandemi mendorong Nunuk Sriandayani memutar otak untuk berinovasi. Dia menggagas peluncuran produk baru serta menambah khasiat lain untuk produk yang sudah ada.
Terhitung bulan ini, ada 9 produk baru yang dirilis yakni tonik dan serum rambut, body lotion instant whitening, serum, dan daily cream wajah. Produk ini pun dipromosikan menggunakan media sosial dan website resmi perusahaan.
“Alhamdulillah sih sejak pandemi kami semakin semangat dan ini merangkak bangkit. Kami baru saja launching produk baru agar konsumen nggak bosen. Kami langsung promosikan di Instagram, Facebook dan website kami,” tutur Nunuk Sriandayani.
Tak Pungkiri Omzet Turun hingga Packaging Terhambat
Nunuk Sriandayani mengungkap omzet bisnisnya turun dari 50 persen, meski penjualan produknya masih diminati masyarakat. Dia lantas merinci, per outlet saat kondisi normal atau sebelum pandemi corona biasanya meraup untung Rp30 juta. Kini, paling banyak Nunuk Sriandayani hanya mengantongi Rp5 juta.
Selain itu, pengiriman ke luar kota di seluruh Indonesia berkurang hingga 70 persen, salah satunya order dari Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Menurut Nunuk Sriandayani, sebagian besar pelanggan kosmetiknya dari hotel dan spa.
“Biasanya satu outlet bisa Rp30 juta, sekarang hanya Rp5 juta. Pengiriman ke luar kota juga berkurang 70 persen Spa dan hotel kan banyak yang tutup, padahal pelanggan kami kebanyakan mereka,” bebernya.
Kendala lainnya yang dialami Nunuk Sriandayani adalah pemesan botol packaging dari luar negeri. Botol kemasan untuk produknya tidak bisa dikirim lantaran negara tersebut masih menerapkan lockdown.
“Yang susah itu packagingnya, kami botolnya beli dari China. Sejak Maret 2020, China lockdown dan kami terhambat di situ,” tutupnya.