Uji Rudal Balistik, Iran Siap Perang?
Korps Garda Revolusi Iran menggelar latihan militer dengan menguji coba rudal balistik yang diarahkan ke Samudera Hindia.
Rudal dari 'berbagai kelas' menargetkan 'kapal perang musuh dan menghancurkannya dari jarak 1.800 kilometer (1.125 mil),' menurut situs Sepahnews, Sabtu 16 Januari 2021.
"Salah satu tujuan utama kami dalam kebijakan dan strategi pertahanan adalah dapat menargetkan kapal musuh, termasuk kapal induk dan kapal perang, dengan menggunakan rudal balistik jarak jauh," kata Kepala staf angkatan bersenjata Iran Mayjen Mohammad Bagheri.
Bagheri mengatakan, peluncuran itu menunjukkan Iran siap untuk menanggapi setiap 'niat buruk' musuh. Latihan untuk menunjukkan kesiapan Iran mempertahankan diri terhadap serangan manapun.
"Mereka akan menjadi sasaran dan dihancurkan oleh rudal kami. Kami tidak berniat melakukan serangan apapun," katanya.
Rudal itu ditembakkan dari Iran tengah ke sasaran yang terletak di utara Samudra Hindia.
Ketegangan dunia
Sebelumnya, terjadi ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat. Iran akan mengusir pengawas pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa kecuali sanksi AS dicabut oleh batas waktu 21 Februari yang ditetapkan parlemen Iran yang didominasi garis keras, kata seorang anggota parlemen pada hari Sabtu 9 Januari 2021.
Parlemen mengesahkan undang-undang pada November yang mewajibkan pemerintah menghentikan inspeksi situs nuklirnya oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan meningkatkan pengayaan uranium melebihi batas yang ditetapkan di bawah kesepakatan nuklir Teheran 2015 jika sanksi tidak dikurangi.
Badan pengawas Dewan Pengawas Iran menyetujui undang-undang tersebut pada 2 Desember dan pemerintah mengatakan akan menerapkannya.
"Menurut undang-undang, jika Amerika tidak mencabut sanksi keuangan, perbankan, dan minyak pada 21 Februari, kami pasti akan mengeluarkan inspektur IAEA dari negara ini dan pasti akan mengakhiri implementasi sukarela dari Protokol Tambahan," kata anggota parlemen Ahmad Amirabadi Farahani, seperti dikutip dari Reuters.
Komentar tersebut, yang mengacu pada teks yang mengatur misi dan kegiatan IAEA, dimunculkan oleh beberapa media Iran.
Dalam sebuah pernyataan, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan Iran memiliki kewajiban untuk mengizinkan akses pemeriksa.
"Sekali lagi rezim Iran menggunakan program nuklirnya untuk memeras komunitas internasional dan mengancam keamanan regional," kata Pompeo.
Iran mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya telah melanjutkan pengayaan uranium 20% di fasilitas nuklir bawah tanah, melanggar pakta nuklir dengan negara-negara besar dan kemungkinan mempersulit upaya Presiden terpilih AS Joe Biden untuk bergabung kembali dengan kesepakatan itu.
Advertisement