Uji Klinis Vaksin Merah Putih Dimulai
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Republik Indonesia, Muhadjir Effendi secara resmi melakukan kick off dimulainya uji klinis fase pertama Vaksin Merah Putih hasil pengembangan Universitas Airlangga (Unair) di Taman Kirana RSUD Dr Soetomo, Surabaya, Rabu 9 Desember 2022.
Kick off ini dilakukan setelah Tim Riset Pengembangan Vaksin Merah Putih Unair mendapat lampu hijau dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk melakukan uji klinis.
Dalam acara tersebut, hadir pula Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin secara daring, lalu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa beserta jajaran Forkopimda Jatim, Walikota Surabaya Eri Cahyadi, Rektor Unair Prof Mohammad Nasih, Dirut RSUD Dr Soetomo Joni Wahyuhadi, perwakilan PT Biotis produsen Vaksin Merah Putih.
Dalam acara tersebut, Menko PMK Muhadjir Effendy menyampaikan apresiasi atas kerja kerasa Unair, RSUD Dr Soetomo, PT Biotis dan BPOM yang sangat serius melakukan pengembangan vaksin sampai masuk uji klinis.
"Hari ini adalah pencanangan uji klinis tahap 1. Ini suatu fase sangat menentukan agar kita bisa melangkah ke tahap berikutnya. Vaksin Merah Putih masuk program super prioritas Pak Presiden menuju kemandirian vaksin," ungkapnya.
Namun, Muhadjir Effendy mengatakan, proses ini masih belum selesai karena masih ada tahap panjang lainnya agar bisa mendapat approval dari World Health Organization (WHO).
Apalagi, dalam pengembangan Vaksin Merah Putih ini Presiden memiliki misi lain yakni donasi internasional kepada negara-negara yang vaksinasinya masih rendah. Misal di bagian Africa dan beberapa negara lainnya.
"Mudah-mudahan seluruh jajaran Unair, Biotis, Gubernur Jawa Timur lebih percaya diri melangkah ke depan dan lebih bekerja keras," pungkasnya.
Sementara itu, Rektor Unair Prof Mohammad Nasih menyampaikan terima kasih atas dukungan seluruh pihak dari tingkat pusat sampai daerah yang memasukkan pengembangan Vaksin Merah Putih sebagai program super prioritas pemerintah.
Menurutnya, pengembangan ini sangat tidak mudah dan butuh proses sangat panjang melihat dinamika yang terjadi.
Nasih mengatakan dalam fase pertama ini akan ada 90 relawan uji klinis yang akan mendapat suntikan vaksin. "Fase satu ini sudah terpenuhi 90 orang yang kriterianya belum pernah divaksin, berusia di atas 18 tahun dan tidak ada komorbit. Uji klinis ini berjalan tiga hari yang setiap harinya 30 relawan," kata Nasih.
Apabila tuntas fase pertama, Unair dan BPOM akan melakukan observasi ketat terhadap relawan termasuk melakukan evaluasi. "Skala laboratorium sudah mice dan makaka hasilnya bagus, hanya saja kita belum bisa tentukan ke depan bisa atau tidak, tapi fase satu dan dua ini berjalan akan kami evaluasi bersama BPOM," pungkasnya.