UII dan ICMI DIY Telaah Kritis BPJS Kesehatan
YOGYA – Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah berjalan selama hampir 7 (tujuh) tahun. Dalam perjalanannya, JKN yang kemudian melahirkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ( BPJS) pada tahun 2014 mengalami banyak persoalan. Banyak hal yang layak dievaluasi dan disesuaikan dengan sejarah dan filosofi pembentukan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan BPJS. Termasuk BPJS Kesehatan (BPJSK).
Adanya JKN/BPJSK setidaknya telah meningkatan kesetaraan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia dan mampu mengentaskan beberapa permasalahan fundamental rakyat Indonesia yaitu masalah di bidang kesehatan dan kemiskinan Tetapi di balik kesuksesan dan keberhasilannya, BPJSK masih menyimpan permasalahan besar dan mendasar.
“Melihat kondisi itulah, Kami Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK-UII) bekerja sama dengan Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia Orwil Yogyakarta menggelar seminar nasional. Seminar ini akan menelaah secara kritis BPJSK, keberlangsungannya bagaimana, tantangan dan solusi dari BPJSK seperti apa dan seterusnya,” ujar Dekan FK-UII dr. Linda Rosita dalam siaran persnya, Selasa (12/3).
Seminar dengan tema “JKN sebagai Khidmat Kesehatan Masyarakat” ini digelar pada hari Rabu (13/3) di Auditorium Kahar Mudzakkir Universitas Islam Indonesia, Kampus Terpadu, Jalan Kaliurang. Seminar dimulai pada pukul 08.00 WIB. Sejumlah pembicara hadir membahas perihal BPJS ini.
Di antaranya Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D yang akan memberi Telaah Kritis JKN. Lalu, dr. Donald Pardede, MPPM dengan materi Sustainability JKN. Kemudian Prof. Dr. dr. Fachmi Idris, M.Kes mengungkap Tantangan dan Solusi dari BPJSK mulai dari Manajemen dan pelayanan terbaik yang diberikan BPJS sebagai upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
Ada juga Dr. Zairin Harahap, SH., M.Si yang akan mengungkap Jaminan Kesehatan dan BPJSK dalam tinjauan Hukum Kesehatan serta Ketua ICMI DIY Herry Zudianto, SE., Akt., MM dengan materi Peluang JKN sebagai solusi permasalahan umat.
Linda Rosita menambahkan, dari segi kualitas, mutu pelayanan dan hubungan antara pengguna/peserta BPJSK dan Rumah Sakit baik RSUD/RS swasta sebagai pihak penyelenggara pelayanan kesehatan masih menyisakan masalah. Masalah penting yang perlu dicari solusi komprehensif tanpa mengorbankan salah satu pihak.
Para pembicara dengan kompetensinya diharapkan bisa memberikan arah baru perubahan regulasi untuk menjawab tantangan dan permasalahan-permasalahan dalam mutu pelayanan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional. “Kami ingin seminar ini memberi kontribusi agar tujuan awal adanya UU JKN/BPJSK yang tujuannya mulia yaitu terwujudnya jaminan kesehatan yang berkualitas, berkesinambungan bagi seluruh penduduk Indonesia benar-benar terwujud,” tandas Linda.
Ditambahkannya, persoalan-persoalan yang menjadi polemik terkait dengan kebijakan-kebijakan yang masih belum baik seperti kebijakan pendanaan, infrastruktur dan pembayaran ke RS atau dokter yang belum baik, ketidakpuasan peserta dan provider, serta pendanaan BPJS yang sering dipermasalahkan bisa diungkap, dievaluasi dan diperbaiki usai seminar ini.
Sementara itu Ketua ICMI DIY Herry Zudianto menyoroti permasalahan keumatan mengenai asuransi kesehatan BPJSK di lapangan. Mantan walikota Yogya dua periode ini juga menyampaikan pentingnya menangkap peluang JKN untuk solusi permasalahan umat. Herry berharap JKN menjadi solusi konkret permasalahan keumatan di bidang kesehatan pada era BPJSK ini.
Seminar mengenai JKN bertema JKN sebagai Khidmat Kesehatan Masyarakat ini berkaitan dengan Milad UII. Ketua Panitia Milad ke-76 UII dr Fuad Khadafianto M.Med.Ed menjelaskan, Milad ke-76 UII kali ini mengangkat tema besar Khidmat UII untuk Bangsa. Tema ini diangkat sebagai wujud kontribusi UII bagi bangsa serta wujud komitmen untuk kemaslahatan umat.
"Khidmat UII untuk bangsa merupakan refleksi perjalanan panjang UII melampaui zaman, 76 tahun mengawal Republik dan menjadi cahaya umat dengan visi rahmatan lil alamin. UII bertekad untuk mampu menjadi penerang dan pembuka jalan bagi semesta alam dan kemaslahatan umat," kata Fuad Khadafianto.
Makna tema itu sendiri, menurut Rektor UII Fathul Wahid, adalah UII ingin memberi nilai-nilai pelayanan untuk bangsa. "Khidmat itu melayani dan Khidmat UII untuk Bangsa berarti UII ingin memberi nilai-nilai pelayanan untuk bangsa," kata Fahtul Wahid.
Ia menambahkan, melalui berbagai bentuk pelayanan itu, UII ingin merawat nilai-nilai ke-Islam-an dan kebangsaan. "UII menghargai keragaman. Hal ini juga ditunjukkan dengan diterimanya mahasiswa/mahasiswi beragama selain Islam untuk belajar/kuliah di UII," kata Fathul Wahid. (erwan w)
Advertisement