UGM Sebut Covid-19 Varian Delta Turunkan Respon Sistem Imun
Ketua Kelompok Kerja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) dr. Gunadi menyatakan varian virus corona B.1.617.2 atau Covid-19 varian Delta dari India mampu menurunkan kemampuan respon sistem imun manusia.
"Jadi, lebih mudah terpapar meskipun sudah divaksinasi atau sudah terinfeksi sebelumnya," kata Gunadi, Senin 14 Juni 2021.
Menurut dia, kekebalan tubuh yang biasanya mampu merespon setiap infeksi virus, kemampuan responnya menjadi menurun dengan masuknya varian Delta. "Respon (imun) terhadap infeksi COVID-19 yang timbul baik infeksi alamiah maupun karena vaksinasi itu berkurang," kata dia.
Selain menurunkan respon sistem imun, menurut dia, varian Delta juga terbukti lebih cepat menyebar dibandingkan varian lainnya seperti varian Alpha atau B117 dari Inggris.
"Ternyata 50-60 persen lebih cepat menyebar dibandingkan dengan Alpha," kata dia.
Kecepatan penularan varian Delta itu, menurut dia, antara lain dapat dilihat pada kasus yang terjadi di Kudus, Jawa Tengah.
Merebaknya penularan varian Delta di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah telah dipastikan berdasarkan hasil pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) yang dilakukan oleh Pokja Genetik FKKMK UGM yang keluar pada 11 Juni 2021.
Ia menjelaskan dari 34 sampel yang diperiksa, 28 di antaranya terkonfirmasi sebagai varian delta. Dari kasus yang terjadi di Kudus menunjukkan kemungkinan besar adanya transmisi lokal varian delta.
"Sebelumnya sudah terdeteksi beberapa kasus, namun bersifat acak, dan sekarang sudah menjadi kluster di daerah Kudus. Artinya, kemungkinan besar sudah terjadi transmisi lokal di Indonesia, khususnya di Kudus. Tidak menutup kemungkinan transmisi lokal juga keluar dari Kudus," kata dia.
Gunadi mengatakan varian Covid-19 Delta telah ditetapkan WHO menjadi Variant of Concern (VoC) pada tanggal 31 Mei 2021 karena berdampak besar terhadap kesehatan masyarakat secara global.