Uenak....Nyruput Cokelat Glenmore Dulu Sebelum Berpacu
Ada yang asyik pada etape kedua Internasional Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2017, Kamis 28 September 2017. Sebelum berpacu di rute sepanjang 180,9 kilometer, para pebalap, offical maupun perangkat perlombaan menyempatkan diri nyruput cokelat panas dulu.
Start etape kedua memang dimulai di Dusun "Cokelat" Kakao. Lokasinya berada di Perkebunan Desa Karang Harjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi. Luas perkebunan mencapai 3.802 Ha dengan jenis tanaman kebun berupa kopi, kakao dan karet.
Sebelum perlombaan dimulai, para pebalap berkeling mengamati proses pemilihan buah, pengeringan, hingga proses penyiapan bahan pembuat cokelat. Betapa terkejutnya, para pebalap luar negeri karena cokelat batangan yang biasa mereka makan di negaranya ternyata berasal dari Banyuwangi.
Manager Kebun Kendeng Lembu, Titon Tantular, mengatakan destinasi Dusun Coklat Kakao ini dibuka sejak 2016, "Tidak banyak yang tahu asal Coklat yang mereka suka itu dari buah Kakao, " ucapnya.
Cokelat Glenmore memang dikenal sebagai salah satu kualitas terbaik dunia, yakni jenis Edel. Rasa dan karakteristiknya unik, berbeda dengan daerah lain. After taste-nya menghasilkan rasa madu.
“Bijinya berwarna putih, beda dari biji kakao pada umumnya yang berwarna keunguan. Kadar lemaknya rendah dan tidak mudah leleh. Rasa cokelatnya juga cenderung asam buah-buahan, mirip seperti kismis,” terang Titon.
Setiap tahun, perkebunan Kendeng Lembu sendiri mampu memproduksi cokelat hingga 950 ton per tahun, dengan produktivitas 800 kilogram kakao per hektare. Ekspornya ke Jepang, Jerman, Perancis, Italia, Amerika, Malaysia, dan Singapura. "Juga kami olah sendiri jadi permen cokelat untuk oleh-oleh wisata,” jelasnya.
Setelah mengetahui seluk beluk tentang cokelat, beberapa para official dan pebalap menyempatkan meminum cokelat hasil olahan langsung perkebunan Kandeng Lembu sebelum berpacu. Rasanya memang uenakk....tom