Ucapkan Terima Kasih, IDI Minta Kemenkes Hati-hati Pilih Vaksin
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) berterimakasih pada pemerintah yang mengupayakan vaksin Covid-19 dan memprioritaskan tenaga medis untuk mendapatkan vaksinasi. Namun, IDI juga mengingatkan agar pemerintah menerapkan sikap hati-hati dalam memilih jenis vaksin serta memiliki pesiapan matang untuk bentuk pelaksanaan vaksinasinya.
"Hal ini sesuai dengan instruksi presiden agar program vaksinasi ini jangan dilakukan dan dimulai dengan tergesa-gesa," kata Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih, dalam surat PB IDI yang disampaikan pada Menteri Kesehatan, dikutip Kamis, 22 Oktober 2020.
Menurut IDI, ada syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam pemilihan jenis vaksin yang akan disediakan. Yaitu vaksin yang akan digunakan sudah terbukti efektivitasnya, imunogenitasnya serta keamanannya, dengan dibuktikan adanya hasil yang baik melalui uji klinik fase tiga yang sudah dipublikasikan.
PB IDI melanjutkan, saat ini uji coba vaksinasi Sinovac di Brazil sudah tuntas melakukan uji klinis tahap tiga dengan melibatkan 9.000 relawan. Namun, hasilnya baru akan dikeluarkan segera setelah selesai dilakukan vaksinasi pada 15.000 relawan.
"Kita bisa melihat bahwa unsur kehati-hatian juga dilakukan negara lain dengan tetap menunggu data lebih banyak lagi dari hasil uji klinis fase tiga. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa program vaksinasi adalah sesuatu program penting namun tidak dapat dilakukan dengan tergesa-gesa," kata Daeng.
Selain itu Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga memperkenankan pembuatan dan penyediaan obat atau vaksin dapat dilakukan melalui proses Emergency use Authorization (EUA) untuk vaksin Covid-19 dalam situasi pandemi. Izin tersebut dikeluarkan oleh lembaga yang mempunyai otorisasi yaitu Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia.
PB IDI amat meyakini, bahwa BPOM tentu juga akan memperhatikan keamanan, efektivitas dan imunogenitas suatu vaksin, termasuk bila terpaksa menggunakan skema EUA. "Kami yakin bahwa BPOM akan menjaga kemandirian dan profesionalismenya," katanya.
Selain itu IDI menilai perlu mempertimbangkan rekomendasi dari Indonesia and Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan Strategic Advisory Group of Experts on Immunization of the World Health Organization (SAGE WHO).
"Keamanan dan efektifitas adalah yang utama selain juga kita semua ingin agar program ini berjalan lancar. PB IDI berharap agar program vaksinasi ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat," pungkasnya. (Ant)