Ubaya Latih Warga Desa Duyung Keterampilan Olah Ubi jadi Mi
Universitas Surabaya (Ubaya) berkolaborasi dengan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) melatih warga Desa Duyung, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, mengolah ubi cilembu menjadi mi siap santap tanpa borak.
Mi Sehat Tak Pakai Borak
Berlangsung di Panti PKK, Balai Desa Duyung, Selasa 10 Oktober 2023, kegiatan tersebut diikuti puluhan ibu-ibu setempat. "Mi kan anak-anak lebih suka, dibanding makan ubi. Lebih enak dan nutrisinya juga banyak," kata Yuyun, salah satu peserta pelatihan.
Meski datang terlambat, Yuyun tampak antusias. Kader Posyandu itu menjemput anaknya di sekolah, sebelum tiba di balai desa. Seperti Yuyun, sejumlah peserta lain juga datang sambil membawa anak-anak mereka yang rata-rata masih balita.
Peserta duduk berbaris, menyimak penjelasan Chatarina Yayuk Trisnawati. Resep mi siang itu istimewa sebab tak pakai borak. "Borak itu bukan untuk makanan. Kita ganti pakai STPP (Sodium Tripolyphosphat), ini bahannya bisa diperoleh dengan mudah," kata akademisi dari Fakultas Teknologi Pertanian UKWMS itu.
Hal lain, mi tanpa borak juga dibuat dengan campuran tepung dari ubi cilembu. Umbi yang melimpah ditanam petani Desa Duyung.
Mi Lezat dan Lembut
Yayuk membuat adonan mi dari bahan tepung terigu, tepung ubi cilembu, air, telur, Sodium Carboxymethylcellulose (CMC), dan STPP dengan takaran untuk membuat 1 kilogram mi.
Setelah didiamkan 30 menit, adonan mulai digiling dan dipipihkan hingga keluar dalam bentuk lembaran mi. Peserta antusias bergantian mencoba mesin pembuat mi, dan memasukkan adonan.
Selanjutnya, mi direbus hingga matang dan disantap menggunakan bumbu yang telah disiapkan sebelumnya. "Rasanya lembut, enak, meski tidak pakai borak," kata Kamiyati.
Peserta lain, Risginawati berpikir ingin membuat mi serupa. Bisa dimakan sendiri, atau dijual di warung bakso kakaknya. "Ingin buat sendiri, modalnya sepertinya nggak sampai Rp50 ribu," katanya.
Risginawati tentu bisa segera membuat sendiri. Sebab selain sudah dibekali keterampilan, Ubaya juga menyerahkan alat pengaduk adonan dan pembuat mi, untuk dikelola Pemerintah Desa Duyung.
Kembangkan Potensi Pangan Lokal
Aguslina Kirtishanti menyebut pelatihan itu menjadi bagian dari program Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) Inovasi Pengembangan Potensi Pangan Lokal untuk Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat di Desa Duyung Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto, dari Ubaya.
Berkolaborasi dengan UKWMS, program selama tiga tahun sejak 2023 itu bertujuan mengembangkan potensi pangan lokal untuk meningkatkan derajat kesehatan warga, serta membantu mengatasi stunting di Desa Duyung.
"Kami membina dan mendampingi selama tiga tahun ke depan. Mengolah ubi menjadi tepung, kemudian mi, hingga produksi PIRT di tahun ketiga nanti," kata Ketua Tim Program PDB dari Fakultas Farmasi Ubaya itu.
Lina, bersama tiga anggotanya, yaitu Sylvi Irawati dari Fakultas Farmasi Ubaya, dokter Jefman Efendi Marzuki HY dari Fakultas Kedokteran Ubaya, serta Chatarina Yayuk Trisnawati dari Fakultas Teknologi Pertanian UKWMS, mengelola program dengan sumber dana dari Kemendikbudristek itu. Ada pula empat mahasiswa Fakultas Farmasi Ubaya yang turut terlibat di program tersebut, melalui mata kuliah Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Lina menambahkan, timnya menyusun program dengan melihat kondisi kesehatan di Desa Duyung serta potensi pangan lokal yang bisa dikembangkan. "Desa Duyung ini penghasil ubi cilembu. Tapi harganya bisa hancur jika dijual mentahan saja ketika panen raya. Di sisi lain, angka stunting juga masih tinggi," lanjutnya.
Lina berharap, lewat PDB, warga Desa Duyung memiliki bekal mengolah ubi cilembu menjadi produk berbeda dan meningkatkan potensi ekonominya. Selain itu, nutrisi ibu hamil dan anak-anak juga ikut meningkat, dengan olahan ubi yang tepat.
"Sebelumnya kami melatih membuat puding dari ubi cilembu. Kandungan pati, susu, dan mineralnya, baik untuk ibu menyusui dan memperbaiki nutrisi anak stunting," lanjut Yayuk.
Selain pelatihan membuat puding dan mi berbahan ubi cilembu, sepanjang 2023 Lilik dan timnya juga mengadakan sejumlah kegiatan dalam program yang sama. Mulai dari penyuluhan tentang obat lewat Dapatkan Gunakan Simpan dan Buang Obat dengan Benar, kemudian Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) dan Pelatihan Membuat Sabun Antiseptik, Penyuluhan Swamedikasi Penyakit Ringan, juga Penyuluhan Stunting beserta Risiko dan Pencegahannya.
Ubi Cilembu Manis dari Jawa Timur
Sekretaris Desa Duyung Marsudi menyebut produksi ubi cilembu di desanya tenar seantero Jawa. Pembeli dari sekitar Jawa Timur hingga Jakarta mengambil ubi produksi Desa Duyung. "Rasanya bahkan lebih manis dari ubi cilembu asli Cilembu," katanya.
Tak sulit menjumpai ubi cilembu di Desa Duyung. Hamparan lahan tampak terisi dedaunan lancip khas tanaman ubi cilembu. Seperti lahan yang tak jauh dari Kantor Balai Desa Duyung. "Itu lahan saya. Total sekitar 6.000 meter per segi. Kalau panen lagi bagus bisa sampai 20 ton ubi," kata Marsudi sambil menunjuk ke arah kebunnya.
Ada sekitar 50 petani ubi cilembu di desanya. Bila musim panen tiba, minimal 100 ton ubi diproduksi. Tahun ini Marsudi yakin produksi ubi lebih banyak sebab musim kemarau lebih panjang. "Kalau hujan petani nanam padi. Karena kemarau lebih panjang, bisa sepanjang tahun nanam ubi," jelasnya.
Sehingga, pelatihan dari Ubaya penting bagi petani ubi cilembu di desanya. Sebab tak hanya mendapat ketrampilan, Ubaya juga membekali warga dengan peralatan produksi yang dikelola oleh desa. "Pendapatan warga bisa naik. Seumpama harga ubi sedang turun, warga punya alternatif mengolah produksi ubi daripada harus tetap menjual ke tengkulak," imbuhnya.