Ubaya Kembangkan Aplikasi Pembelajaran ABK SLB Kirana Hati Bunda
Universitas Surabaya (Ubaya) kembangkan aplikasi pembelajaran untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Aplikasi ini merupakan bagian dari Program Kemitraan Masyarakat (PKM) SLB Kirana Hati Bunda Desa Tamiajeng Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto.
Aplikasi ini mendapat support pendanaan dari Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Aplikasi ini dikembangkan oleh tim yang terdiri atas Heru Arwoko dari Teknik Informatika selaku ketua tim, Endah Asmawati dari teknik Informatika, dan Dr Aniva Kartika dari Fakultas Psikologi.
Ketua Tim pengembang Heru Arwoko mengatakan, pengembangan aplikasi ini dilatarbelakangi minimnya alat permainan edukatif yang dimiliki SLB Kirana Hati Bunda.
"Menindaklanjuti hal tersebut, kami bersama tim pelaksana PKM mengembangkan APE guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan ABK dalam pembelajaran, dengan mengembangkan aplikasi hand gesture recognition. Hand gesture recognition merupakan cara pengendalian peralatan menggunakan pengenalan gesture tangan bertujuan untuk mempermudah pengguna saat berinteraksi dengan alat pembelajaran," katanya, Kamis, 12 Oktober 2023.
Lanjut Heru, cara ini sangat membantu untuk pengguna yang mengalami keterbatasan seperti anak berkebutuhan khusus dan anak usia dini, dimana mereka terbiasa menggunakan gesture tangan untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
"Melalui aplikasi yang menggunakan Hand gesture recognition, ABK dilatih untuk mengenal huruf, warna dan anggota tubuh sambil melatih motorik mereka. Pada salah satu bagian aplikasi, siswa bisa menggerakkan jari-jari mereka untuk memilih dan memetik apel," kata dosen Teknik informatika tersebut.
Katanya, pada bagian lain, siswa menggunakan gesture tangan mereka untuk memilih bagian anggota tubuh dengan cara memegang, memindahkan, dan meletakkan ke model tubuh manusia secara benar.
"Jadi pada pembelajaran ini, siswa diminta untuk aktif menggerakkan jari-jari tangan untuk dapat menyelesaikan soal yang diberikan," ungkap Heru.
Sementara, Kepala Desa Tamiajeng Warnoto bersyukur dan berterima kasih atas adanya program PKM dari Ubaya di desanya.
"Atas nama pemerintah Desa Tamiajeng dan SLB Kirana Hati Bunda Desa Tamiajeng kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya. Program pengabdian yang dilakukan Ubaya sangat bermanfaat, sesuai yang dibutuhkan oleh sekolah. Baik kegiatan dalam bentuk pelatihan, pendampingan, transfer teknologi pembelajaran dan penggunaan APE dalam bentuk software computer maupun alat peraga fisik," katanya.
Sekarang, lanjut Warnoto, SLB memiliki APE yang sangat berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan anak dalam pembelajaran. "Anak-anak sekarang lebih rajin dan semangat dalam belajar di sekolah. Kami berharap program ini berkelanjutan," kata Warnoto penuh harap.
SLB Kirana hati Bunda Minim APE
Sekolah Luar Biasa (SLB) Kirana Hati Bunda adalah satu-satunya sekolah luar biasa yang berada di Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. Sekolah ini berdiri sejak tahun 2017 dan saat ini memiliki 19 siswa berkebutuhan khusus yang berasal dari beberapa desa di Kecamatan Trawas.
SLB Kirana Hati tidak memungut biaya kepada siswanya alias gratis. Sarana dan prasarana pembelajaran SLB ini juga masih terbatas. Termasuk alat permainan edukatif (APE) masih jauh dari kata cukup untuk sebuah SLB.
Padahal Alat Permainan Edukatif (APE) merupakan sarana penunjang utama proses belajar siswa. APE sangat diperlukan untuk menstimulus perkembangan siswa dalam aspek akademik, sosial emosional, motorik, dan bina diri.
"Pihak sekolah juga sudah sering membuat proposal untuk mendapatkan hibah dari pemerintah seperti dari dinas sosial, dinas pendidikan atau dinas terkait lainnya. Namun sampai saat ini belum ada, sehingga semua kegiatan dibiayai secara mandiri oleh desa," ujar Sri Sumarlik, Ketua Yayasan SLB Kirana Bunda.
Advertisement