Ubaya Dorong Riset Jahe Merah untuk Perkembangan Obat Herbal
Mendorong pengembangan riset dan penggunaan obat herbal Indonesia. Universitas Surabaya (Ubaya) terapkan sinergi jejaring Heksa Heliks.
Sinergi ini ditandai dengan talkshow bertajuk 'Sinergi Jejaring Heksa Heliks Untuk Riset dan Pengembangan Obat Herbal' pada Jumat, 24 Januari 2020.
Dalam talkshow ini pula dibahas mengenai dana hibah dari PT Bintang Toedjoe terkait penelitian yang akan digagas oleh Dr. Oeke Yunita, S,Si., M.Si., Apt selaku dosen Fakultas Farmasi Ubaya, yang berjudul 'Karakterisasi Molekuler Jahe Merah'.
"Karakterisasi molekuler sebagai salah satu upaya identifikasi tumbuhan yang digunakan sebagai bahan baku suplemen dan obat herbal, ini merupakan tahap yang krusial dalam menjamin kualitas dan efkasi produk akhir," jelas Oeke ditemui di Gedung Perpustakaan Lantai 5 Ubaya.
Oeke biasa ia disapa mengungkapakan, penelitian ini merupakan langkah penting dalam penyusunan database pembuatan DNA barcode khusus untuk jahe merah.
"Gol kita kedepannya adalah pland DNA barcode, sehingga jahe merah dari berbagai daerah di Indonesia bisa diketahui dengan scan barcode," terangnya.
Menurut Oeke, hal ini nanti akan memudahkan produsen jamu dalam pengelompokan bahan jamu, khususnya jahe merah.
Selain itu, ungkap Oeke, data DNA jahe merah ini juga bisa sebagai aset Indonesia dalam hal pelestarian tanaman obat.
"Seperti korea yang mempunyai ginseng, nantinya Indonesia juga mengunakan Jahe merah untuk andalannya," paparnya.
Sementara Ir. Benny Lianto, MMBAT selaku Rektor Ubaya juga menyambut baik kerjasama ini. "Hasil riset ini nantinya akan berujung pada realisasi. Kedepannya semoga banyak penelitian-penelitian yang bisa diimplementasikan bersama," ujarnya.