Ubah Wajah Kusam Stren Kali Jagir Melalui Mural
Kawasan stren kali acapkali dikenal sebagai tempat yang kumuh. Tentu hal ini memunculkan kesan tidak baik dari warga yang melintas. Terlebih melihat bangunan liar (bangli) yang menambah kesan kurang sedap dipandang mata. Melihat hal itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mencoba mempercantik stren kali yang berada di kawasan Jagir Wonokromo melalui sentuhan mural.
Kabag Humas Pemerintah Kota Surabaya M. Fikser mengatakan, setelah rumah-rumah di kawasan tersebut ditertibkan, pemkot ingin mempercantik dinding sepanjang 200 meter tersebut melalui sentuhan mural. “Kami ingin mempercantik kawasan tersebut dan menyediakan wadah bagi komunitas mural agar tidak mengecat di sembarang tempat,” kata Fikser di ruang kerjanya, Senin, 12 Februari 2018
Nantinya, kata Fikser, setelah pengerjaan mural selesai, pemkot akan melakukan pemasangan lampu, membuat taman dan menanam pohon di sekitar kawasan tersebut. “Nantinya kawasan tersebut akan menjadi salah satu objek atau spot foto bagi pecinta fotografi,” ujar Fikser.
Selain kawasan stren kali Jagir Wonokromo yang akan dihias mural, Fikser menuturkan, progres ke depan, pemkot akan melakukan hal serupa di beberapa titik yang sudah ditertibkan oleh pemkot surabaya salah satunya di kawasan Keputran. “Itu juga akan dibuat mural,” ujarnya.
Ditanya alasan kenapa memilih mural, Fikser menjelaskan bahwa mural merupakan media yang memiliki pesan dan nilai seni yang tinggi. Selain itu, mural juga dicintai oleh anak muda. “Dibuat foto atau apapun, mural terlihat bagus karena di setiap ukiran mengandung berbagai macam motif dan pesan yang kuat bagi semua orang,” katanya.
Disampaikan Fikser, penggarapan mural melibatkan komunitas mural yang ada di Surabaya. Mereka, lanjut fikser, diberi ruang dan disiapkan segala macam fasilitas oleh Pemkot Surabaya agar mampu berekspresi melalui mural. “Kami sediakan media itu supaya mereka mampu mengekspresikan seni mereka di situ, tidak di tempat lain,” pungkas pria asal Serui tersebut.
Koordinator Mural Lukman Hidayat menambahkan, pengerjaan mural dimulai pada Rabu, 7 Februari 2018 dan selesai pada hari minggu malam, 11 Februari 2018. Setidaknya ada 10 orang yang membantu pengerjaan mural stren kali Jagir Wonokromo. Mereka, lanjut Lukman terbagung dalam satu komunitas bernama Budal Isuk Moleh Sak Karep (BIMS).
“Awalnya ditarget selesai 7-10 hari dan di awal pengerjaan terkendala cuaca hingga hari 3. Tapi alhamdulilah ternyata pengerjaan lebih cepat dari yang diperkirakan,” ujar Lukman.
Menurut Lukman, mural kali ini mengangkat tema kehidupan di pesisir kali yang meliputi anak-anak, hunian dan juga alam. Tetapi, lanjut dia, pengerjaan mural kali ini dikhususkan untuk mengenang para pahlawan dan masestro seni lukis Indonesia. “Ada wajah Affandi, Raden Saleh, Basuki Abdullah, Mantan Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), aktivis HAM Munir Said Thalib, sastrawan dan aktivis HAM asal Surakarta Wiji Thukul, pahlawan Surabaya Soetomo alias Bung Tomo serta penyanyi kelahiran Jombang Soedjarwoto Soemarsono alias gombloh,” urainya.
Setelah merampungkan pengerjaan mural, ke depan, Lukman berharap muncul warna-warni mural yang lain di surabaya dengan mengangkat kearifan lokal yang ada di sekitar daerah masing-masing.
Senada dengan Lukman, Tabri (71) salah seorang veteran yang kebetulan melintas di kawasan stren kali jagir sangat mengapresiasi kinerja Pemkot Surabaya. Menurutnya, wajah stren kali Jagir akan semakin indah di saat pengendara dan pejalan kaki melintas di tepi sungai Jagir disuguhi ukiran mural yang sarat akan nilai perjuangan. “Semoga Surabaya terus mampu menciptakan lingkungan yang asri, bersih dan nyaman bagi warganya dan tidak melupakan jasa para pahlawan,” kata Tabri. (frd)