UB Gelar Seminar Teknologi dan Post Kolonial
Center for Culture and Frontier Studies (CCFS) Universitas Brawijaya (UB) mengadakan Seminar Internasional bertajuk 'Technology and Postcoloniality: Historical and Social Studies of Technology on Southeast Asia'.
Seminar digelar di Gedung Widyaloka UB, mulai Jumat 25 Januari 2019 hingga Sabtu 26 Januari 2019.
Ketua Pelaksana Seminar, Anton Novenanto mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan riset atau kajian teknologi dari perspektif sosial humaniora yang selama ini lebih banyak dilihat dari sisi teknis.
"Tujuan akhir dari kegiatan kali ini adalah bisa menghasilkan buku yang menjadi pegangan study sosal humaniora di kawasan Asia Tenggara," katanya dalam keterangan resmi.
Anton menambahkan bahwa pemahaman masyarakat dalam melihat teknologi harus diperluas. Sebab teknologi tidak hanya dikaitkan dengan gadget seperti handphone tapi teknologi harus dimaknai sebagai sebuah teknik dalam melakukan sesuatu.
"Teknologi jangan hanya dilihat dari sisi ilmu science saja, namun harus dilihat bahwa teknologi itu semacam teknik atau keterampilan seseorang dalam melakukan sesuatu untuk beradaptasi dengan lingkungan," jelasnya.
Seminar kali ini menghadirman beberapa pembicara. Mulai dari Hatib Abdul Jadur dari Jurusan Antropologi UB, Hans Pols dari School for History and Philosophy of Science, University of Sydney Australia, dan Senior News Researcher, Tirto.id, Indonesia Yuti Ariani Fatimah.
Dosen Antropologi UB, Hatib Abdul Jadur mengatakan bahwa teknologi merupakan sebuah media yang bisa digunakan oleh negara. Bahkan media juga bisa digunakan masyarakat untuk memproduksi informasi.
"Jadi sebenarnya teknologi itu hanyalah sebuah media penyedia informasi. Sedangkan informasi palsu atau hoax itu muncul bukan karena teknologi karena sebelum munculnya teknologi hoax sendiri sudah banyak bermunculan di masyarakat atau negara," bebernya.
Sementara itu, Profesor Hans Pols, seorang penulis buku yang berasal dari The University Of Sydney dalam seminar kali ini menjelaskan tentang pengobatan di Indonesia pada masa kolonial dan setelah penjajahan. (umr)
Advertisement