UB akan Kembangkan Uji Swab Antigen Covid-19
Universitas Brawijaya (UB), Malang, Jawa Timur, berencana untuk mengembangkan metode uji swab antigen Covid-19. Langkah tersebut ditempuh setelah UB menjalin kerja sama dengan penyedia alat swab antigen Covid-19 yaitu PT. Oikos Perkasa.
Direktur Klinik UB, Fida Rahmayanti menjelaskan, uji swab antigen berfungsi sebagai screening untuk melihat potensi apakah seseorang terpapar Covid-19.
Ia menerangkan perbedaan swab antigen dengan rapid test yaitu terletak pada tingkat sensitivitas dalam kedua metode tersebut dalam menguji Covid-19.
"Kalau rapid test itu tidak spesifik melihat Covid-19. Karena ketika reaktif bisa saja yang menyerang adalah virus lain. Sementara swab antigen ini mendeteksi (Covid-19) sensitivitasnya mencapai 90 persen mendekati metode Polymerase Chain Reaction (PCR)," ujarnya.
Fida menjelaskan bahwa rapid test merupakan deteksi dini untuk uji kekebalan tubuh terhadap virus. Sedangkan swab antigen adalah metode untuk mendeteksi secara spesifik adanya virus corona.
Apalagi kata Fida, sampel yang diuji dalam metode swab antigen tersebut sama dengan sampel uji PCR yaitu mengambil sampel lendir dari hidung (nasofaring) dan rongga mulut (orofaring). Sedangkan pada rapid test antibodi yang diambil adalah sampel darah.
"Memang alat ini menyerupai uji PCR. Sampel yang diambil juga sama, yaitu lendir dari orofaring dan nasofaring," terangnya.
Karena fungsinya untuk screening, Fida menuturkan untuk mengetahui apakah seseorang terpapar Covid-19 atau tidak tetap memakai standar uji PCR karena hasilnya akan lebih detil menganalisa virus.
Namun, ia menerangkan jika memang hasil dari uji swab antigen tersebut terbukti sensivitasnya dalam mendeteksi virus corona 90 persen mendekati uji PCR, maka tidak menutup kemungkinan UB akan mengembangkan metode tersebut.
"Akan kami lihat dari proses uji sampling dulu. Harapannya baik semua. Hari ini kami mengambil 30 orang untuk uji sampling. Jadi nanti akan kami bandingkan sensitivitas rapid antibodi dengan antigen," katanya.
Jika memang nanti tingkat sensitivitasnya dalam mendeteksi adanya virus corona mencapai 90 persen mendekati uji PCR. Fida berharap klinik UB bisa dijadikan sebagai pusat penanganan Covid-19 di Malang.
"Harapannya ke depan klinik UB bisa dijadikan pusat penanganan Covid-19. Swab antigen ini bisa dijadikan alternatif sebelum dilakukan uji swab PCR," tutupnya.