Tutuplah Aib Orang Lain, Niscaya Allah Ta'ala Menutupi Aibmu
Di masa revolusi informasi yang ditandai melubernya informasi, khususnya melalui media sosial (Medsos: instagram, facebook, whatsapp, youtube, dll), cukup memprihatinkan. Memang ada dua keuntungan, ada positif dan negatif. Yang negatif, mudahnya orang menyampaikan pendapatnya hingga kerap memperolok dan menyalahkan orang lain yang tak segaris pandangan dengannya.
Yang kerap terjadi, orang membuka orang lain di depan publik. Artinya di media sosial itu dengan mudah orang menjelek-jelekkan orang lain, tanpa pandang bulu, meskipun hal itu sifatnya sangat persolan alias pribadi.
Mari kita perhatikan pesan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam (Saw) ini.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَسْتُرُ عَبْدٌ عَبْدًا فِي الدُّنْيَا إِلَّا سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari Abu Hurairah dari Nabi Saw. beliau bersabda :
"Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak. " (H.R. Muslim no. 6760)
Tentu kita akan berharap dan selalu berdoa, agar semoga kita dan seluruh keluarga kita selalu bertakwa kepada Allah, selalu menutupi aib orang lain. Semoga Allah menutupi aib kita di dunia ini juga di akhirat nanti. Amin....!!! Sebagaimana dipesankan Ust Keman Almaarif.
Kesadaran Literasi
Terkait dengan merebaknya informasi, sebaiknya kita memang tidak mudah membagi informasi yang belum tentu benar. Kabar bohong, hoaks, dan segala bentuk keburukan informasi lainnya termasuk dalam gambar, menjadi perhatian penting terkait melek literasi.
Kita pernah diingatkan terkait Dakwah Literasi oleh KH Husein Muhammad. Mari kita ikuti penjelasan berikut agar kita tak terjebak dalam mudahnya membuka aib orang lain:
Tujuan Syariat
اِذا اردتَ ان تغيِّّر العالَم فَاحْمِلْ الْقَلَم وَاكْتُبْ
“Jika kamu ingin mengubah dunia, maka bawalah pena dan tulislah”.
Lalu aku menyampaikan puisi al-Jahiz. Ia seorang cendekiawan Afrika-Arab. Ia dikenal sebagai sastrawan Arab terkenal dan ilmuwan ensiklopedis. Karyanya meliputi bidang literatur Arab, biologi, zoologi, sejarah, filsafat, psikologi, Teologi Mu’taziliyah, dan polemik-polemik politik religi.
Hidup dari keluarga miskin. Tetapi sangat rajin membaca buku. Bila usai kerja berjualan ikan, dia menyewa toko buku dan semalaman dia membaca semua buku yang ada.
Meski wajah dan penampilannya tak menarik, tetapi otaknya cemerlang, sangat progresif dan jenaka. Hari-harinya dihabiskan untuk membaca, menulis dan berdiskusi. Karyanya sekitar 450 buku. Beberapa yang terkenal: Kitab al-Hayawan, Kitab al-Bukhala, Al-Bayan wa al-Tabyin dan Risalah Al-Jahiz.
Dalam ini “Rasail Jahiz” menulis :
الْقَلَمُ اَبْقَى أَثَراً
وَاللِّسَانُ أَكْثَرُ هَدَراً
لَوْلاَ الْكِتَابُ لَاخْتَلَّتْ أَخْبَارُ الْمَاضِيْنَ
وَانْقَطَعَ أَثَرُ الْغَائِبِيْنَ
وَاِنَّمَا اللِّسَانُ شَاهِد لك
وَالْقَلَمُ لِلْغَائِبِ عَنْكَ
الْكِتَابُ يُقْرَأُ بِكُلِّ مَكَانٍ
وَيُدْرَسُ فِى كُلِّ زَمَانٍ
Jejak goresan pena lebih abadi
Suara lidah acap tak jelas
Andai tak ada buku
Niscaya tak ada cerita masa lalu
Dan terputuslah jejak
mereka yang telah pulang
Lidah hanyalah untuk yang hadir
Pena untuk yang tak hadir
Buku dibaca di segala ruang
Dikaji di segala zaman.
Dan satu quotes dari Syeikh Syamsi Tabrizi, tetapi tidak sempat aku sampaikan, karena keterbatasan waktu.
لم يكن الموت هو الذی يقلقنی لاننی لا اعتبره نهاية بل ماكان يقلقنی هو ان اموت من دن ان اخلف تراثا
Kematian bukanlah sesuatu yang menggelisahkan hatiku
Karena aku tak menganggapnya akhir dari segala
Tetapi yang aku gelisahkan adalah
Manakala aku mati, aku tak meninggalkan warisan (yang membuat aku hidup selamanya).
Demikian pesan KH Husein Muhammad, tentang pentingnya dakwah literasi dan melek literasi. Semoga bermanfaat bagi kita semua. (HM22/03/2021)
Advertisement