Tutup Rakorwil di Grahadi, NU Jewer Ketua Ansor Jatim
Penutupan Rapat Kordinasi Wilayah (Rakorwil) Pengurus Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Timur telah mengerdilkan marwah organisasi. Karena, acara seremonial penutupan Rakorwil diadakan di Gedung Negara Grahadi Surabaya.
“Grahadi adalah simbol kekuasaan. Ansor seharusnya independen. Memang pembukaannya ada di Hotel Grand Inna Tunjungan (dulu bernama Inna Simpang), tapi penutupannya kok di Grahadi. Ini kan bisa mengkerdilkan marwah organisasi,” kata Wakil Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Abdusalam Sokhib, dalam keterangan diterima ngopibareng.id, Kamis 14 Maret 2019.
Gus Salam, panggilan akrab putra Kiai Shokhib Denanyar Jombang ini, menjelaskan, menggelar penutupan Rakorwil GP Ansor Jatim di Grahadi itu adalah persoalan etis atau tidak sebagai ormas yang harus independen.
“Banyak yang telpon ke saya menanyakan apakah penutupan acara di Grahadi ini sepengetahuan dari PWNU Jatim. Tentunya, saya jawab tidak ada pemberitahuan,” ujar Gus Salam.
Berkaitan dengan acara tersebut, Pengasuh Ponpes Mambaul Ma’arif Denanyar, Jombang ini mengaku mendapat sejumlah protes dari pengurus lainnya. Pasalnya, saat ini Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar sedang menjalankan ibadah umroh.
“Banyak yang telpon ke saya menanyakan apakah penutupan acara di Grahadi ini sepengetahuan dari PWNU Jatim. Tentunya, saya jawab tidak ada pemberitahuan,” ujarnya.
Atas kejadian tersebut, PWNU Jatim akan menegur GP Ansor Jatim. “Bahasanya adalah Ansor dijewer karena melakukan kesalahan. Dan, PWNU wajib melakukan itu sebagai orang tua dan Ansor sebagai anak muda. Saya sebagai orang tua wajib mengingatkan anaknya, jika berbuat salah,” tuturnya.
Gus Salam berharap, kejadian tersebut adalah yang terakhir kalinya bagi Ansor dalam menggelar event organisasi di tempat milik pemerintah. Menurutnya, jangan sampai muncul stigma bahwa Ansor berada di ketiak pemerintah, karena memang Ansor adalah organisasi independen.
Namun, Gus Salam juga mengapresiasi komitmen Ansor untuk mengawal pemerintahan Khofifah Indar Parawansa di Jawa Timur. Alasannya, Khofifah adalah kader terbaik NU yang saat ini telah menjadi orang nomir satu di Jawa Timur.
“Mengawal pemerintahan boleh-boleh saja, karena Khofifah adalah Kader NU. Namun, jangan sampai menghilangkan sifat kritis dan independen Ansor Jatim. Ansor adalah benteng ulama bukan yang lain, apalagi pejabat,” pungkasnya.
Fakta sebelumnya, Rakorwil PW GP Ansor Jawa Timur dibuka di Hotel Grand Inna Tunjungan dan ditutup di Gedung Grahadi. Menurut Ketua PW GP Ansor Jatim Moh Abid Umar, Rakorwil PW GP Ansor Jawa Timur di Grahadi memang usulan dari gubernur sendiri, yang semula diminta untuk menutup acara.
Tujuannya adalah, kata Gus Abid, untuk menyinergikan program-program Pemprov Jawa Timur dengan GP Ansor di daerah-daerah.
“Karena (Grahadi) satu-satunya pintu untuk mempertemukan kader seluruh Jatim pada gubernur yang baru,” tuturnya. (adi)