Turunnya Harga Telur Ayam Ras Picu Deflasi di Kota Malang
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, tercatat Bhumi Arema mengalami deflasi sebesar -0,04 persen, yang didorong oleh adanya penurunan harga bahan makanan. Dilansir dari data BPS Kota Malang, penurunan harga telur ayam ras pada Oktober 2019 menjadi pemicu terbesar terjadinya deflasi dengan andil sebesar -0,06 persen, yang mengalami penurunan harga sebesar 9,16 persen.
Selain telur ayam ras, Kepala BPS Kota Malang, Sunaryo menyampaikan penurunan harga cabai rawit juga memberikan andil cukup besar terhadap deflasi Kota Malang.
"Penurunan harga terutama pada komoditi telur ayam ras, cabai rawit, dan daging ayam ras memberikan andil deflasi di Kota Malang," terang Sunaryo, pada Jumat 1 November 2019.
Penurunan harga cabai rawit tercatat sebesar 16,54 persen dengan memberikan andil sebesar -0,06 persen, dan daging ayam ras turun 3,18 persen dengan andil -0,04 persen.
Selain itu, penurunan juga terjadi pada komoditas bawang merah, bawang putih, dan jagung manis.
"Bahan makanan memberikan bobot konsumsi yang besar, sehingga andil cukup signifikan penyumbang deflasi," ucap Sunaryo.
Selain penurunan pada kelompok bahan makanan, kelompok sandang juga memberikan andil terhadap deflasi. Pada kelompok sandang, penurunan harga emas sebesar 2,46 persen, memberikan andil -0,02 persen terhadap deflasi Kota Malang.
"Emas perhiasan mengalami penurunan sebesar 2,46 persen, itu memberikan andil 0,02 persen," kata Sunaryo.
Meskipun Kota Malang mengalami deflasi sebesar 0,04 persen, masih ada beberapa komoditas yang menyumbang inflasi.
Beberapa di antaranya adalah, kenaikan harga tiket angkutan udara sebesar 3,60 persen, obat dengan resep sebesar 5,24 persen, dan rokok kretek filter 0,72 persen.
Di Jawa Timur, selain Kota Malang, kota lain yang mengalami deflasi adalah Surabaya sebesar 0,08 persen, dan Banyuwangi deflasi 0,09 persen.
"Angka deflasi ini, masih terkendali dan aman. Sehingga target kumulatif masih di bawah inflasi nasional," kata Sunaryo
Sementara untuk kota yang tercatat mengalami inflasi yaitu Kediri mencapai 0,32 persen, diikuti Sumenep 0,30 persen, Probolinggo 0,12 persen, Madiun 0,07 persen, dan Jember sebesar 0,05 persen.