Turunkan Stunting, Bupati Bondowoso Ajak Cegah Pernikahan Dini
Masih tingginya stunting di Bondowoso menjadi perhatian Bupati Salwa Arifin. Ini dibuktikan Bupati Salwa dengan mengajak semua pihak berpartisipasi mencegah pernikahan dini untuk menurunkan stunting di Kota Tape -sebutan Bondowoso-.
"Salah satu penyebab tingginya stunting di Bondowoso adalah pernikahan dini yang masih tinggi. Untuk menurunkan stunting, maka semua pihak di Bondowoso harus berpartisipasi mencegah pernikahan dini," kata Bupati Salwa di Pendapa Bupati Bondowoso, Kamis 9 November 2022.
Ia menjelaskan, menurunkan stunting dengan mencegah pernikahan dini memang menjadi perhatian serius Pemkab Bondowoso. Sebab, masalah stunting dan pernikahan dini di Bondowoso ini masih belum terselesaikan dari tahun ke tahun.
"Angka stunting di Bondowoso sekarang ini urutan tiga tertinggi se-Jatim, sama juga pernikahan dini. Ini pekerjaan rumah tidak bisa ditangani satu OPD. Tapi, harus melibatkan OPD lainnya dan semua pihak di Bondowoso," jelas orang nomor satu Pemkab Bondowoso ini.
Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB) Bondowoso, Anisatul Hamidah mengungkapkan, saat ini angka stunting di Bondowoso 37 persen menempati peringkat tiga tertinggi se-Jatim. Pada 2024 ditargetkan menurun menjadi 21 persen.
"Dengan target menjadi 21 persen, itu kita harus berupaya keras bisa menurunkan angka stunting minimal 5,5 persen setiap tahun. Saya yakin dengan melibatkan semua pihak termasuk masyarakar, target stunting turun menjadi 21 persen pada 2024 bisa terwujud," kata Anisa -panggilan akrab Anisatul Hamidah-, Kamis 9 November 2022.
Guna mewujudkan penurunan stunting, tambah dia, harus mencegah pernikahan dini yang masih tinggi di Bondowoso. Karena, pernikahan dini menjadi salah satu penyebab tingginya risiko bayi mengalami stunting.
"Sehingga, untuk menurunkan stunting di Bondowoso, semua pihak harus berpartisipasi aktif mencegah pernikahan dini. Seperti mengedukasi masyarakat mengenai dampak pernikahan dini dan mengubah pola pikir masyarakat meningkatkan kualitas serta kapasitas perempuan," terangnya.