Turki Lockdown 19 Hari
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan akan memberlakukan karantina wilayah atau lockdown total secara nasional mulai hari ini, Kamis 29 April hingga 17 Mei 2021. Tujuannya untuk memutus rantai penularan Covid-19.
"Kami perlu segera memangkas jumlah kasus kami menjadi di bawah 5 ribu agar tidak ketinggalan. Jika tidak, kami pasti akan menghadapi biaya besar di setiap bidang, mulai dari pariwisata hingga perdagangan dan pendidikan," kata Erdogan dikutip dari Reuters.
Erdogan menjelaskan pemerintah akan memastikan langkah-langkah penguncian ini akan dilaksanakan dengan cara yang paling ketat. "Untuk memastikan mereka memberikan hasil yang kami cari," ucapnya.
Kementerian Kesehatan Turki mencatat 37.312 infeksi Covid-19 baru dan 353 kematian dalam 24 jam terakhir. Angka penularan mengalami penurunan tajam dari pertengahan April tetapi masih menjadi jumlah kasus tertinggi keempat di dunia dan yang terburuk berdasarkan per kapita di antara negara-negara besar.
Erdogan mengatakan semua perjalanan antarkota akan membutuhkan persetujuan resmi, semua sekolah akan ditutup dan memindahkan pelajaran secara online, serta membatasi jumlah penumpang di transportasi umum.
Orang Turki harus tinggal di dalam rumah kecuali untuk belanja kebutuhan pokok dan perawatan medis yang mendesak. Kelompok tertentu termasuk pekerja layanan darurat dan karyawan di sektor makanan dan manufaktur akan dibebaskan.
Sebelum dilakukan lockdown, dua minggu lalu Turki mengumumkan jam malam dari pukul 7 malam sampai 5 pagi pada hari kerja, serta penguncian akhir pekan penuh, setelah kasus melonjak ke tingkat rekor, tetapi langkah-langkah tersebut terbukti tidak cukup untuk mengendalikan pandemi.
Total kasus harian di Turki mencapai puncaknya di atas 63.000 pada 16 April lalu, sebelum akhinyr turun tajam menjadi di bawah 39.000 pada hari Minggu, 25 April 2021.
Total korban tewas akibat Covid-19 negara berpenduduk 84 juta, mencapai 38.711 pada hari Senin, 26 April 2021.