Turki Berlakukan Jam Malam Khusus untuk Pemuda di Bawah 20 Tahun
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah memberlakukan jam malam khusus bagi orang yang berusia di bawah usia 20 tahun. Peraturan ini bagian dari langkah-langkah yang diberlakukan untuk menghambat penyebaran virus corona yang terus meningkat di negara itu. Jam malam telah mulai berlaku hari Jumat malam.
"Kami telah memutuskan untuk memberlakukan jam malam parsial bagi orang di bawah usia 20 pada Jumat tengah malam," kata Erdogan.
Dalam pidato yang disiarkan secara nasional melalui televisi, Erdogan juga mengatakan bahwa pemerintah juga memutuskan untuk menutup perbatasan 31 kota untuk kendaraan, kecuali untuk kendaraan yang mengangkut pasokan penting.
Kendaraan tidak lagi dapat meninggalkan atau memasuki kota-kota, termasuk Istanbul dan Ankara, selama 15 hari, katanya, seraya menambahkan bahwa penggunaan masker akan wajib di tempat-tempat ramai.
"Penutupan perbatasan kota akan berlaku selama 15 hari tapi dapat diperpanjang jika perlu," kata Erdogan seperti dikutip Aljazeera.
Pemerintah Turki telah menghentikan semua penerbangan internasional, perjalanan domestik terbatas, bazar-bazar dan sekolah-sekolah ditutup, bar-bar dan kafe-kafe dan penangguhan doa massal untuk melawan wabah tersebut. Tetapi orang-orang masih akan bekerja, karena Erdogan berusaha untuk mempertahankan ekonomi, produksi dan ekspor.
Orang-orang yang berusia di atas 65 tahun atau mereka yang memiliki kondisi medis kronis harus berada di rumah.
Korban tewas Turki akibat wabah ini naik menjadi 425 pada hari Jumat, sementara jumlah kasus yang dikonfirmasi dari penyakit ini meningkat menjadi lebih dari 20.000, kata Menteri Kesehatan Fahrettin Koca.
Sementara itu, Walikota Istanbul Ekrem Imamoglu telah mendesak pemerintah untuk memberlakukan lockdown ketat di kota itu, yang dihuni hampir 16 juta orang.
Unal Cevikoz, wakil ketua Partai Rakyat Republik - partai oposisi utama di Turki - mengatakan kepada Al Jazeera hari Jumat kemarin bahwa ada peningkatan jumlah infeksi "setiap dua hari".
"Istanbul tampaknya menjadi pusat pandemi ini, tumbuh dengan tingkat yang serius," kata Cevikoz
Erdogan tidak memberlakukan lockdown total dalam upaya untuk menjaga agar ekonomi negara tetap bertahan, tetapi ekonomi telah "melambat" karena resesi, kata Cevikoz.
"Sebagian besar toko di Istanbul masih buka. Kita semua mengharapkan segera berakhir jumlah kasus dan kematian," katanya. (nis)
Advertisement