Tuntutan Arema FC Mundur, Pengamat: Pengaruh IB Masih Kuat
Wacana pembubaran klub Arema FC yang dilontarkan oleh Komisaris PT. Arema Aremania Bersatu Indonesia (AABI), Tatang Dwi Arifianto, dinilai oleh pengamat sepakbola sebagai opini belaka untuk mencari simpati publik.
Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali mengatakan ucapan Komisaris PT. AABI tersebut sebagai sebuah ‘lip service’ dan tidak bakal dilakukan oleh pimpinan di klub Arema FC.
"Saya melihat itu hanya untuk mencari simpati. Tidak serius, 99 Persen saya katakan tidak serius. Itu cuma diplomasi untuk mencari simpati publik saja," ujarnya, Kamis 2 Februari 2023.
Pria yang juga menjadi salah satu anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan itu menilai bahwa pembubaran Arema FC tidak bakal terjadi. Sebab, masih ada pengaruh kuat sang pemilik, Iwan Budianto atau IB.
"IB selama ini kan sudah berusaha menjaga gengsinya untuk Arema. Arema jadi satu saja tidak mau, ini malah mau bubar, tidak mungkin sekali," katanya.
Akmal menambahkan bahwa kuatnya pengaruh IB terlihat saat Arema FC hanya mendapatkan sanksi dari Komdis PSSI berupa tidak boleh main di kandang selama satu musim dan denda Rp500 juta.
Ia menilai sanksi tersebut masih ringan dibandingkan kasus Tragedi Kanjuruhan pasca laga Arema FC versus Persebaya. Apalagi Singo Edan tidak terkena sanksi Walk Out (WO) ketika putaran kedua Liga 1 sudah berjalan tapi masih belum memiliki homebase.
"Kan belum dapat home base, terus pertandingan ditunda. Harusnya kan WO sesuai regulasi. Ini berkat kuatnya IB di PSSI dan sangat berpengaruh sekali," ujarnya.