Tuntut Keadilan, Siswa SMPN 49 Surabaya Tempuh Jalur Hukum
Kasus pemukulan yang dilakukan guru olahraga SMPN 49 Surabaya, Joko, terhadap murid Reyna Syahputra Ali berbuntut panjang. Orangtua murid kelas VIII G yang mengetahui kejadian ini membawa masalah ini ke Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya.
Ibu korban, Siti Nurlaila mengaku, pihaknya secara lisan sudah memaafkan sang guru. Namun, keluarga tetap tidak terima dengan tindak kekerasan yang dilakukan kepada sang anak.
"Awalnya saya gak tau, tiba-tiba gurunya yang mukul itu datang minta maaf ya saya bilang gini 'saya maafkan tapi hukum tetap berjalan'. Orangtua ya gak terima anaknya diperlakukan begini," ungkap Siti.
Siti mengatakan, laporan sudah disampaikan langsung oleh Reyna yang didampingi sang ayah Ali Muhjayin ke SPKT Polrestabes Surabaya. Selain membawa bukti rekaman video viral, korban juga membawa hasil visum sebagai bukti tambahan.
"Kami berharap dikasih pelajaran dan dikasih hukuman yang setimpal," harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendik) Surabaya Yusuf Masruh menyampaikan permohonan maaf atas tindakan guru yang sudah melakukan kekerasan terhadap siswa.
Ia memastikan, pihaknya akan menjatuhkan sanksi terhadap guru tersebut sebagai efek jera.
"Sanksi pasti tapi sedang kita dalami sanksinya kita sesuaikan. Dia memang PNS guru olahraga," ungkap Yusuf.
Dengan kejadian ini, Yusuf menjamin, tidak akan ada lagi kasus serupa. Ia pun menjamin seluruh anak yang masuk sekolah akan merasa senang.
"Kami mohon maaf dan meyakinkan anak masuk sekolah senang, saya jamin anak-anak aman untuk sekolah," pungkasnya.
Seperti dikabarkan sebelumnya, video viral menunjukkan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh Joko terhadap Reyna. Tampak dalam video berdurasi tiga detik itu, Joko memukul Reyna tepat di kepala dengan keras di dalam kelas di hadapan murid lainnya.
Kasus ini bermula ketika sang anak tidak bisa menjawab pertanyaan dari sang guru. "Tanggal 25 Januari kemarin kejadiannya. Anak ini disuruh maju membacakan jawaban tapi tidak tepat, lalu anak ini jawab dengan nada agak tinggi, sudah tau jawaban salah kok disuruh membenarkan. Setelah itu terjadi pemukulan," papar Ali Muhjayin selaku ayah korban.
Bahkan lebih parahnya, kata Ali, guru sempat mengeluarkan ancaman yang lebih terhadap anaknya. "Ada omongan mengerikan, 'nganuo a tak jejek ndasmu, matek kon (begitu saya injak kepalamu)!" kata dia.
Advertisement