Tuntut Ada Akses Vaksin Covid-19, Ini Penjelasan Menlu RI
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan, melawan pandemi Covid-19, semua negara harus diberikan kesempatan yang adil dan setara untuk mengakses obat-obatan, vaksin, dan teknologi kesehatan.
“Perlunya menjembatani kesenjangan antar negara, terutama keterbatasan negara-negara berkembang, dalam mengakses obat-obatan, vaksin, dan teknologi kesehatan,” ujar Retno Marsudi dalam pernyataan tertulis, Minggu 27 September 2020.
Maka dari itu, Retno menyuarakan 3 (tiga) pokok pemikiran untuk mengatasi kondisi tersebut. Pertama, yakni perlunya menjaga solidaritas dan komitmen politik seluruh negara bagi penanganan pandemik.
Penegasan Menlu Retno Marsudi, sebelumnya disampaikan dalam pertemuan bertajuk “The Challenge of a Lifetime: Ensuring Universal Access to Covid-19 Health Technologies”. Pertemuan yang digelar kemarin oleh pemerintah Kosta Rika dilakukan di sela-sela pelaksanaan Sidang Majelis Umum PBB ke-75.
Adapun yang kedua yakni pentingnya menjalin kemitraan dengan seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah, peneliti, maupun industri medis. Menurut dia, kemitraan segitiga ini akan mendukung proses pengambilan kebijakan yang tepat sasaran, serta mempercepat produksi dan distribusi obatobatan dan perlengkapan medis.
"Ketiga 'tata kelola global harus dapat memastikan bahwa teknologi kesehatan tersedia dan dapat diakses oleh semua orang', Fleksibilitas yang tersedia dalam peraturan internasional terkait Hak Kekayaan Intelektual menjadi kunci untuk produksi vaksin dan obat-obatan yang terjangkau,” papar Retno.
Dikatakannya, Indonesia menyambut baik inisiatif Solidarity Call to Action milik Kosta Rika yang berupaya menyatukan ilmu pengetahuan, kekayaan intelektual, dan data yang diperlukan untuk memerangi Covid-19, dan juga Covid-19 Technology Access Pool di bawah kerangka Badan Kesehatan Dunia WHO.
“Indonesia juga mendukungan inisiatif global COVAX yang berjuang menyediakan vaksin untuk seluruh negara di dunia, serta Indonesia melalui perusahaan Biofarma untuk turut memproduksi vaksin bagi kebutuhan nasional dan global, sekiranya uji kelayakan telah berhasil dilakukan,” tuturnya.
Advertisement