Tuntaskan Tafsir At-Tanwir, Mufasir Perempuan Siap Berkontribusi
Mir’atun Nisa’ menyatakan antusiamenya menghadapi kesiapannya untuk menulis tafsir pada QS. Maryam ayat 56-98. Keterlibatannya sebagai perwakilan perempuan yang siap berkontribusi dalam proyek Tafsir At Tanwir.
“Saya sebagai perwakilan perempuan, insyaAllah siap untuk berkontribusi dalam proyek penyelesaian Tafsir At Tanwir ini 30 juz,” ucapnya dalam acara rapat pleno Konferensi Mufasir Muhammadiyah pada Sabtu (11 November 2023) di Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Mir’atun Nisa’, akademisi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, hadir dalam Konferensi Mufasir Muhammadiyah yang berlangsung dari Jumat hingga Minggu (10-12 November 2023). Forum itu mendapat sorotan positif jatuh pada kehadiran sejumlah pakar tafsir perempuan.
Sebanyak 14 pakar tafsir perempuan ini mendapatkan amanah untuk menulis tafsir sejumlah ayat dalam proyek penyelesaian Tafsir At Tanwir 30 juz.
Kontribusi Perempuan
Pentingnya kontribusi perempuan dalam penulisan tafsir ini tidak dapat diabaikan. Kehadiran mereka diharapkan dapat memberikan nuansa yang berbeda dan memperkaya sudut pandang dalam pemahaman terhadap ayat-ayat suci.
Ketua PP Muhammadiyah, Syamsul Anwar, menyambut gembira kehadiran sejumlah mufasir perempuan. Ia menyatakan optimisme bahwa dengan semangat yang ditunjukkan peserta konferensi, Tafsir At Tanwir 30 juz dapat selesai tepat waktu, yaitu pada tahun 2027 saat usia Majelis Tarjih dan Tajdid mencapai 100 tahun.
“Saya melihat semangat dari peserta konferens ini semakin optimis kita bisa selesaikan tafsir ini tepat waktu, semoga saja,” harap Syamsul.
Syamsul Anwar berharap kehadiran perempuan dalam proyek ini dapat memperkuat empat etos utama dalam penulisan Tafsir At Tanwir, yaitu etos ibadah, etos keilmuan, etos sosial, dan etos ekonomi. Dengan melibatkan perempuan dalam proyek ini, diharapkan tercipta keseimbangan dan keberagaman dalam interpretasi dan pemahaman terhadap Al-Qur’an.
Selain menjadi kontributor penting dalam penulisan Tafsir At Tanwir, kehadiran perempuan dalam Konferensi Mufasir Muhammadiyah juga menjadi bukti nyata bahwa Muhammadiyah mengedepankan prinsip kesetaraan gender. Pandangan ini memperlihatkan bahwa Muhammadiyah meyakini bahwa baik perempuan maupun laki-laki memiliki peluang yang sama dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia keilmuan dan tafsir Al-Qur’an.
Partisipasi aktif perempuan dalam proyek tafsir ini mencerminkan komitmen Muhammadiyah untuk memberikan ruang yang setara bagi perempuan dalam berbagai ranah kehidupan, termasuk yang berkaitan dengan penafsiran teks suci. Dengan demikian, Muhammadiyah tidak hanya mengajarkan nilai-nilai kesetaraan, tetapi juga menerapkannya dalam tindakan nyata.