Takluk pada Sayidina Ali, Pendeta Ini Akhirnya Bersyahadat
Setiap kisah dalam Islam, bermakna hikmah. Dari kisah-kisah yang dialami para Sahabat Nabi, misalnya, menjadi uswah (pelajaran) yang bisa dipetik hingga generasi kita sekarang.
Dari khazanah Tarikh Islam, berikut di antara kisah-kisah di zaman Khulafaurrasyidin:
Suatu ketika di zaman ke Khalifahan Umar bin Khatthab, datang seorang pendeta Yahudi yang ingin bertanya beberapa hal kepada Umar bin Khatab.
"Hai khalifah Umar, anda pemegang kekuasaan setelah Muhammad dan sahabatnya Abu Bakar. Kami hendak menanyakan beberapa masalah penting kepada anda. Jika anda dapat memberi jawaban kepada kami, barulah kami mengerti bahwa Islam adalah agama yang benar dan Muhammad adalah benar-benar seorang nabi," kata pendeta Yahudi itu.
Khalifah Umar pun menjawab, "Silakan bertanya tentang apa saja yang kalian inginkan!"
Kemudian, pendeta Yahudi itu pun mengatakan, "Jelaskan kepada kami tentang induk kunci, yang mengancing langit, apakah itu? Lalu terangkan kepada kami tentang adanya sebuah kuburan yang berjalan bersama penghuninya, kemudian tunjukan kepada kami tentang suatu makhluk yang dapat memberi peringatan kepada bangsanya, tetapi ia bukan golongan manusia atau jin, dan jelaskan tentang lima jenis makhluk yang dapat yang dapat berjalan dimuka bumi tapi makhluk itu tidak dilahirkan dari kandungan ibu atau induknya," tanya pendeta itu.
Mendengar pertanyaan yang begitu rumit, Khalifah Umar bin Khathtab pun menundukan kepalanya untuk berpikir sejenak, kemudian berkata, "Bagiku, jika menjawab tidak tahu atas pertanyaan-pertanyaan yang memang tidak diketahui jawabannya, maka itu bukan sesuatu yang memalukan."
Pendeta yang yang mendengar jawaban Khalifah Umar seperti itu lantas kegirangan, dan berkata "Sekarang kami bersaksi bahwa Muhammad memang bukan seorang Nabi, Islam itu agama yang bathil," kata pendeta itu.
Salman Al-Farisi yang saat itu bersama Sayidina Umar pun langsung mendatangi rumah Sayidina Ali. "Ya abal hasan, selamatkan-selamatkan agama Islam," seru Salman kepada Sayidina Ali.
Kemudian Sayidina Ali pun bertanya, "Mengapa?" Kemudian Salman menceritakan kejadian yang sedang terjadi pada sahabatnya Umar bin Khatab. Mendengar penjelasan Salman, Sayidina Ali pun bergegas untuk mendatangi Sayidina Umar.
Sampai di kediaman Sayidina Umar, Sayidina Ali pun langsung dipeluk olehnya dan berkata, "Ya abal Hasan setiap ada kesulitan besar, engkau selalu kupanggil," ujar Sayidina Umar.
Sayidina Ali selalu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan bahkan dalam hal ujian ayat yang sering dilontarkan pihak lain.
Setelah berhadapan dengan para pendeta Yahudi itu, Sayidina Ali berkata, "Silakan kalian bertanya tentang apa saja yang kalian inginkan, Rasulullah telah mengajariku seribu macam ilmu, dan tiap jenis ilmu itu mempunyai seribu macam cabang ilmu."
Akhirnya pendeta itu menanyakan hal yang tadi ditanyakan kepada Sayidina Umar. Sebelum bertanya, Sayidina Ali memberikan tawaran. Jika dirinya berhasil menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, maka pendeta Yahudi itu harus bersyahadat.
Akhirnya para pendeta Yahudi itu bertanya, "Anak kunci apakah yang dapat membuka pintu-pintu langit?"
Ali bin Abi Thalib pun menjawab dengan mudah, "Anak kunci itu kesaksian (syahadat) bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah."
Orang Yahudi itu berdiam sejenak sambil bertatap-tatapan. Kemudian berkata, "Orang ini benar juga."
Kemudian orang Yahudi itu melanjutkan pertanyaannya, "Terangkanlah kepada kami tentang adanya sebuah kuburan yang dapat berjalan bersama penghuninya," tanya pendeta Yahudi lagi.
"Kuburan itu ialah ikan paus yang menelan Nabi Yunus putra Matta," jawab Sayidina Ali. Nabi Yunus merupakan Nabi yang ditelan oleh ikan paus dan dibawa oleh paus tersebut mengelilingi tujuh samudra.
Kemudian pendeta-pendeta itu meneruskan pertanyaannya kembali. "Jelaskan kepada kami tentang makhluk yang dapat memberi peringatan kepada bangsanya tetapi makhluk itu bukan manusia dan bukan jin."
Mendengar pertanyaan itu, Sayidina Ali menjawab, "Makhluk itu adalah semut Nabi Sulaiman, semut itu pernah berkata kepada kaumnya, 'hai para semut, masuklah ke dalam tempat kediaman kalian, agar tidak di injak-injak oleh Nabi Sulaiman dan pasukannya dalam keadaan mereka tidak sadar,'" Jawab Sayidina Ali.
Mendengar jawaban Sayidina Ali, para pendeta Yahudi itu tetap melanjutkan pertanyaannya. "Beritahu kepada kami tentang lima jenis mahluk yang berjalan di atas permukaan bumi tapi tidak satu pun diantara mahluk-mahluk itu dilahirkan dari kandungan ibunya atau induknya."
Sayidina Ali menjawab dengan mudah, "Lima makhluk itu adalah:
1. Adam,
2. Hawa,
3.Unta Nabi Shaleh,
4. Domba Nabi Ibrahim,
5. Tongkat Nabi musa (yang menjelma menjadi ular).
Mendengar jawaban-jawaban yang diberikan Sayidina Ali, pendeta Yahudi itu pun melunaskan perjanjiannya diawal, yang akan bersyahadat.
"Kami bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah," ujar pendeta Yahudi itu
Dalam Tarikh Islam disebutkan, Yahudi memiliki madras, studi agama di Madinah. Mereka sering menguji Nabi Muhammad SAW, karena itu sering kali Yahudi hanya mengetes atau menguji dengan tujuan merendahkan Rasulullah.
Wallahu a'lam.