Tumbuhkan Jiwa Entrepreneur, Begini Unitomo Punya Gawe
Universitas Dr. Soetomo Unitomo (Unitomo) Surabaya, untuk pertama kalinya menggelar produk karya mahasiswa. Kurang lebih dari 27 kelompok memamerkan karya mereka berupa produk kreatif, IT serta Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Selasa 18 Desember 2018 di Halaman Unitomo.
Rektor Unitomo, Bachrul Amiq mangatakan, jika pihak kampus sudah melakukan pendidikan kewirausahaan ini secara kurikuler. Artinya di dalam kurikulum Unitomo sudah berjalan hampir lima tahun dan secara berkelanjutan.
“Saya memberikan apresiasi kepada mahasiswa, saya percaya bahwa dari 27 kelompok ini suatu saat akan menjadi wirausaha besar di Indonesia,” ungkap Amiq optimis.
Ia berharap melalui pusat studi ini pengembangan kewirausahaan Unitomo tidak berhenti ketika mata kuliah berakhir.
“Saya ingin semangat kewirausahaan mahasiswa itu terus berkobar dan didampingi sampai menjadi pengusaha yang mapan,” tutur Amir.
Salah seorang mahasiswa dari kelompok produk Waton (Warung Tonggo), Ari Anggoro mengungkapkan rasa terima kasih kepada kampus. Karena dengan kegiatan ini para mahasiswa bisa menciptakan inovasi seperti yang dilakukan kelompoknya.
"Warung Tonggo ini, Kita membuat untuk membantu masyarakat, terutama warung agen dan menghilangkan tengkulak. Kalau biasanya orang-orang pada ramai ke supermarket yang dikelolah oleh orang luar, bahkan bukan asli dari Indonesia.
"Nah Waton ini kita bikin perantara ketiga menghubungan antara masyarakat ke masyarakatnya langsung. Seperti ibu rumah tangga ataupun kita sebagai mahasiswa langsung ke lapaknya, tapi khusus untuk sembako,” jelasnya.
Mahasiswa semester lima ini mengaku, pemilihan subtansi konsep sembako bertujuan untuk memberikan pelayanan transpran antara penjual dan pembeli.
"Soalnya kan di Indonesia maupun di Surabaya sendiri banyak naik turun harga tidak stabil, terkadang dimainin oleh tengkulaknya. Jadi kalau konsumen memakai aplikasi ini akan bisa mengontrol dari harga itu sendiri,” ujar Ari.
Ke depan, kelompok Waton ini akan membuat aplikasinya. Karena sekarang aplikasi yang dipresentasikan kepada rektor tersebut baru bersifat prototype.
Meski begitu, dalam pembuatan aplikasi ini masih banyak yang harus difikirkan dan dipertimbangkan. Namun ia menegaskan akan sesegera mungkin mencari tim yang benar-benar serius untuk mengelolah inovasi ini.
Ari tak menampik, jika bantuan tersebut bisa datang dari mana saja. “Bantuan teknis itu bebas sih menurut kita, gak cuma batasnya dari Unitomo saja, Tapi kalau dari sini (Unitomo) bisa kenapa pakai orang lain,” pungkasnya. (amm)