Tulisan 'Bunuh Sultan' Diduga Picu Bentrok Demo Buruh di Yogyakarta
Bentrok massa dengan para pendemo dalam memperingati hari buruh Internasional di Yogyakarta, Selasa, 1 Mei 2018 diduga dipicu oleh tulisan 'Bunuh Sultan' yang terpampang di papan iklan di kawasan Simpang Tiga Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Warga yang berada di kawasan tersebut tidak terima dengan kelakuan aksi massa. Warga menilai tulisan 'Bunuh Sultan' menyakitkan.
Menurut keterangan salah satu warga di lokasi, Rivan, semua warga sekitar aksi mahasiswa ini hanya sekedar menonton saja.
Namun, warga mulai tersulut emosi karena melihat tulisan yang menghina Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Akibat tulisan tersebut, sebagai warga Yogyakarta merasa tidak terima. Maka warga langsung menyerang dan memukul mundur massa hingga ke dalam kampus.
"Warga sih enggak terlalu emosi kalau bukan karena tulisan itu, di baleho itu ada tulisan 'Bunuh Sultan'," jelas Rivan, dikutip kumparan.com, Selasa (1/5).
Rivan menuturkan, warga tidak mengetahui apakah aksi massa di pertigaan jalan UIN Yogyakarta merupakan aksi hari buruh atau yang lainnya. Karena tuntutan yang ditulis dalam poster dari kertas sama sekali tidak mencerminkan aksi buruh. Tuntutan itu antara lain 'Menolak Bandara Kulon Progo' yang terlihat di dinding-dinding kampus dan juga tulisan cat di jalan raya.
"Sepertinya demo buruh, tapi di sana ada tulisan menolak bandara.Ngawur, Mas," kata Rivan.
Namun, Rivan tidak mempermasalahkan demo apa yang dilakukan massa. "Tapi kami emosi tulisan bunuh Sultan itu, kami sebagai orang Jogja nggak terima kalau Sultan kami digituin," katanya.
Aksi mahasiswa yang menamakan diri Gerakan 1 Mei (Geram) yang dilakukan tepat aksi buruh dalam memperingati hari buruh Internasional berlangsung ricuh. Salah satu pos polantas yang berada di sekitar Simpang Tiga UIN Sunan Kalijaga menjadi sasaran pengrusakan massa dengan melempari bom molotov.
Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta, setidaknya mengamankan 69 mahasiswa. Dua diantaranya diduga sebagai provokator. Kapolda DIY, Brigjen Pol Ahmad Dhofiri membenarkan bahwa sampai saat ini pihaknya telah mengamankan sejumlah mahasiswa yang diduga memicu kerusuhan aksi tersebut.
"Sementara kita amankan 69 orang, 10 diantaranya perempuan," kata Dhofiri. (wit)