Tukang Pukul Diskotek Keroyok Wartawan Surabaya Bakal Disidang
Berkas perkara dugaan pengeroyokan terhadap jurnalis di sekitar diskotek Jalan Simpang Dukuh, Kecamatan Genteng, Surabaya, sudah lengkap atau P21. Para tersangka juga sudah diserahkan.
"Sudah. Berkas P21 tanggal 20 Maret 2023," kata Kasi Intelejen Kejaksaan Negeri Tanjung Perak Jemmy Sandra, kepada Ngopibareng.id, Jumat, 31 Maret 2023.
Selain itu, kata Jemy, keempat pelaku yakni, Moch Hosen, 55 tahun; Soeparman, 55 tahun; Eko Yuli, 42 tahun; dan Slamet Dumadi, 45 tahun, saat ini juga sudah diserahkan kepada Pengadilan Negeri (PN) Surabaya.
"Ada empat orang tersangka. Sudah proses limpah juga, limpah ke pengadilan," jelasnya.
"Pasal 170 ayat (1) KUHP atau 351 ayat (1) KUHP, atau 335 ayat (1) dan Pasal 18 UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers," tambah Jemy.
Sebelumnya, lima wartawan di Surabaya menjadi korban pengeroyokan belasan orang saat melakukan peliputan penyegelan di diskotek Jalan Simpang Dukuh, Jumat, 20 Januari 2023.
Kelima korban wartawan tersebut adalah, Firman dari Inews, Anggadia dari Beritajatim.com, Rofik dari LensaIndonesia, Ali seorang fotografer Inews serta Didik fotografer Antara.
Salah satu korban, Rofik mengatakan peristiwa pengeroyokan tersebut terjadi sekitar pukul 14.00 WIB. Ketika itu, Satpol PP Jawa Timur (Jatim) hendak menyegel sebuah tempat hiburan malam.
Kemudian, kata Rofiq, ada seorang perempuan yang tidak diketahui namanya, memintanya naik ke lantai lima. Perempuan tersebut juga berbicara dengan nada tinggi.
"Diminta naik (katanya) dipanggil Wahyu, enggak tahu siapa Wahyu. Dia ngomong dengan nada tinggi dan merendahkan," kata Rofiq, ketika dikonfirmasi, Sabtu, 21 Januari 2023.
Akan tetapi, Rofiq menolak perintah perempuan tersebut, lantaran merasa tidak mengenal orang bernama Wahyu. Selain itu, dia juga berniat mewawancarai dinas yang menyegel diskotek.
Namun, Rofiq secara tiba-tiba dihampiri beberapa orang tidak dikenal, ketika berada di lobi diskotek. Menurutnya, sejumlah pria tersebut merupakan anggota salah satu organisasi masyarakat (ormas).
"Salah satu pernah ada yang menelepon saya kalau dia itu orang PP, pernah bertemu dengan saya, tiga orang turun, (lalu) lima orang turun sampai beberapa orang," jelasnya.
Di sisi lain, Rofiq memilih menghindari kerumunan massa tersebut dan pergi ke sebuah warung. Namun, perempuan yang dari awal menyuruhnya naik, kembali menemui serta memarahinya.
"Orang-orang yang dari lobi tadi datang, ada lebih dari sepuluh orang, setelah sempat berargumentasi, ada yang mengaku suaminya perempuan itu,” ucapnya.
Tak lama, sejumlah pria tersebut memukuli Rofiq di beberapa bagian tubuh, seperti telinga, rahang, bahu, sikut dan rusuk. Selain itu, dia juga sempat sekali dipukul menggunakan kursi.
“Belasan pria berbaju preman itu pun memukul saya, yang paling sakit itu di kuping,” ujar dia.