Tukang Becak Naik Haji di Surabaya, Berkah Istri Rajin Menabung
Tukang becak naik haji. Ini bukan cerita sinetron di televisi. Kisah nyata ini terjadi di Surabaya. Muhammad Mudjib dijadwalkan berangkat haji dari Embarkasi Surabaya, 20 Juni 2023.
Inilah berkah seorang tukang becak. Pria 71 tahun ini beruntung memiliki istri, Siti Arifah. Ia rajin menabung. Uang hasil mengayuh becak sang suami selama 30 tahun telaten disimpan hingga akhirnya terwujud impian naik haji tahun ini.
Ngopibareng.id menemui Muhammad Mudjib di rumahnya yang sederhana, Jalan Pagesangan 4 No 29, Surabaya. Penuh semangat ayah tiga orang itu menceritakan kisahnya mendaftar haji sejak 2011 silam.
Sejatinya, Muhammad Mudjib dijadwalkan berangkat ke Tanah Suci pada 2021. Namun sayang, keberangkatannya harus ditunda. Dunia saat itu dilanda pandemi COVID-19.
Sedih dan terharu. Perasaan itu yang berkecamuk di hati Muhammad Mudjib. Ia akhirnya bisa berangkat haji tahun ini. Namun, ia terpaksa pergi sendiri karena sang istri sudah terlebih dulu meninggal dunia. Ia meninggal dua tahun lalu.
"Tapi tidak apa-apa, alhamdulilah saya tetap bisa berangkat dan akan berdoa di sana," kata kakek empat cucu itu.
Saat menceritakan sang istri, Muhammad Mudjib tak kuasa menahan haru. Ia mengenang sang istri yang telaten menyisihkan uang dan rajin menabung untuk keberangkatan hajinya saat ini.
"Saya ini cuma kerja saja yang menyimpan uangnya ya ibu (Siti Arifah). Jadi saya ndak tau nabungnya bagaimana, tiba-tiba 2011 itu ibu mengajak saya daftar haji," kenangnya.
Muhammad Mudjib mengulas profesinya sebagai tukang becak sekitar 1987. Ia mengayuh becak di malam hari. Siang harinya ia bekerja di pabrik panci. Selain itu, ia juga membantu sang istri berjualan sayur.
"Kalau malam saya mbecak juga kulakan sayur (belanja untuk jualan istri). Almarhumah istri saya yang jual depan rumah sini. Jadi ibunya jual sayur, saya kerja di pabrik, malamnya saya mbecak," terang Muhammad Mudjib.
Dari berbagai pekerjaan yang dijalani Muhammad Mudjib tersebut, sang istri berhasil mengumpulkan uang untuk daftar haji. Impian untuk menunaikan ibadah haji sudah ada sejak Muhammad Mudjib berusia 12 tahun. Ia melihat pamannya beberapa kali naik haji.
"Oh inginnya sejak kecil waktu lihat paklek (om) sering naik haji. Alhamdulilah sekarang bisa terwujud," ucapnya penuh syukur.
Kini, Muhammad Mudjib mempersiapkan kondisi fisik dan menjaga kesehatannya untuk berangkat ke Tanah Suci. Ia rajin berolahraga. Ia punya keluhan di bagian sendi. Ia juga sudah ke dokter dan diberi obat serta vitamin untuk kesehatannya.
"Setiap hari muter jalan kaki di Masjid Agung (Masjid Nasional Al Akbar Surabaya) sebanyak dua kali, soalnya pinggang saya kadang sakit. Kalau persiapan spesial tidak ada hanya baju saja," tambahnya.
Muhammad Mudjib juga membawa catatan doa titipan dari para tetangganya yang juga ingin berangkat haji seperti dirinya. "Banyak yang minta didoakan untuk naik haji, ada yang nyatet (mencatat) juga doanya," ungkapnya sambil tersenyum.
Kebahagiaan Muhammad Mudjib naik haji ini juga dirasakan anak-anaknya. Salah satu putrinya, Siti Aisyah mengaku senang impian ayahnya bisa terwujud tahun ini.
"Senang, sekarang fokusnya biar bapak tetap sehat sampai waktu keberangkatannya nanti. Vitamin dan obat-obat lainnya sudah dapat dari Puskesmas," tandasnya.