Tujuh Pesan PBNU, Bebaskan Negeri dari Asap
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyatakan keprihatinan atas terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia yang dampaknya tidak hanya dirasakan oleh masyarakat sekitar, tapi juga ke negeri jiran.
Berdasarkan data sipongi kebakaran hutan dan lahan, sepanjang Januari-15 September 2019 telah terjadi kebakaran seluas 328 ribu hektar di seluruh Indonesia. Jumlah tersebut mencapai 64 persen dari luas karhutla sepanjang tahun lalu. Adapun karhutla pada tahun ini terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai 108 ribu hektar, Riau seluas 49 ribu hektar, dan Kalimantan Tengah 45 ribu hektar.
"Kewajiban untuk memelihara alam serta lingkungan bukan hanya kewajiban sebagai warga negara, akan tetap hal ini merupakan bagian dari seruan agama," ungkap Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di Gedung PBNU, Jakarta, Senin 16 September 2019.
Kiai Said mengutip pesan Nabi Muhammad Saw dalam hadits:
الناس شركاء في ثلاث الماء والناروالكلاء.
Didampingi Sekretaris Jendera Helmy Faishal Zaini, Sekretaris NU Care-LAZISNU Abdur Rouf, dan Ketua LPBI PBNU Ali Yusuf, Kiai Said membacakan poin-poin sikap PBNU terkait karhutla.
Mencermati kondisi kebakaran hutan dan lahan tersebut, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menegasakan:
Pertama,
Kepada pemerintah harus melakukan law enforcement atau penegakan hukum serta mengusut tuntas akar penyebab serta aktor di balik kebakaran hutan yang terjadi.
Kedua,
Harus ada langkah-langkah pemadaman dan penanggulangan yang efektif dan sistematis, termasuk penanggulangan dampak kebakaran yang menyasar kepada warga dan juga dampak lingkungan dan ekosistem fauna yang ada.
Ketiga,
Pemerintah harus segera membangun ruang-ruang aman atau yang biasa disebut dengan safe house dan juga memperbanyak layanan kesehatan di daerah terdampak asap. Bahkan, jika diperlukan pemerintah juga harus siap melakukan tindakan evakuasi terhadap warga yang terdampak karhutla jika situasi mengharuskan tidakan tersebut.
Keempat,
Kepada pihak-pihak terkait, terutama pada perusahaan swasta yang memiliki lahan di lokasi karhutla harus bertanggungjawab untuk menanggulangi persoalan ini.
Kelima,
Kepada masyarakat, mari bersama-sama membangun solidaritas sosial untuk menghadapi bencana ini. Kita harus berkomitmen untuk meyatukan pemahaman bahwa kebakaran hutan yang terjadi adalah bagian dari perusakan lingkungan dan tidak boleh terjadi lagi di Indonesia.
Keenam,
Dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan, terutama menjaga udara yang bersih dan sehat, PBNU mengajak masyarakat untuk bersama-sama menggalakkan penanaman tanaman dan pohon dimulai dari sekitar rumah, lingkungan sekitar dan menghindari kegiatan yang menyebabkan polusi udara.
Ketujuh,
Nahdlatul Ulama telah menurukan tim relawan NU Peduli untuk secara sistematis membantu menanggulangi kebakaran hutan, terutama dalam kerja-kerja kemanusiaan, termasuk dalam melakukan upaya pemadaman dan pembagian masker.
Selanjutnya, PBNU melalui NU Peduli akan mendirikan pelayanan kesehatan termasuk safe house di beberapa titik di daerah terdampak karhutla.
"Nahdlatul Ulama juga menginstruksikan kepada pengurus dana warga NU untuk melaksanakan shalat istisqo’, memohon pertolongan kepada Allah Swtuntuk segera diturunkan hujan agar kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan segera berakhir," kata Kiai Said.