Tujuh Manfaat Diam, Pesan Nabi pada Sayidina Ali bin Abi Thalib
Di tengah gemuruh persoalan yang dihadapi setiap manusia, ada anjuran penting lebih mulia. Itulah sikap diam. Tapi, dalam kondisi diam lebih mulia bila digunakan untuk berdzikir.
Sebagaimana Pesan Nabi Saw. kepada Sayidina Ali bin Abi Thalib radhilyallahu anhu (r.a). :
يَا عَلِيُّ : رَأْسُ الْعِبَادَةِ الصُّمْتُ إِلَّا مِنْ ذِكْرِ اللهِ
"Wahai Ali : Pangkal ibadah adalah diam, kecuali dzikir kepada Allah. " (Kitab Washiyatul Mushthafa lil Imam Ali, halaman : 14 )
Seorang ulama dan cendikiawan mengatakan, diam itu mengandung 7.000 kebaikan dan semuanya itu dirangkum dalam 7 kalimat, yang masing-masing kalimat mengandung 1000 kebaikan.
Ketujuh kalimat itu adalah :
1. Diam itu merupakan ibadah tanpa susah payah.
2. Diam itu merupakan perhiasan tanpa emas permata.
3. Diam itu merupakan kewibawaan tanpa kekuasaan.
4. Diam itu merupakan benteng tanpa pagar.
5. Diam itu merupakan kekayaan tanpa merendahkan orang lain.
6. Diam itu merupakan istirahat bagi malaikat pencatat amal.
7. Diam itu merupakan penutup aib.
Ada yang mengatakan, bahwa diam itu merupakan hiasan bagi orang yang pandai dan sebagai tirai bagi orang yang bodoh.
Diriwayatkan dari Nabi Isa bin Maryam, beliau berkata :
كُلُّ كَلاَمٍ لَيْسَ بِذِكْرِ اللهِ تَعَالَى فَهُوَ لَغْوٌ، وَكُلُّ سُكُوْتٍ لَيْسَ بِتَفَكُّرٍ فَهُوَ غَفْلَةٌ، وَكُلُّ نَظْرَةٍ لَيْسَتْ بِعِبْرَةٍ فَهِيَ لَهْوٌ. فَطُوْبَى لِمَنْ كَانَ تَكَلَّمُهُ ذِكْراً، وَسُكُوْتُهُ تَفَكُّارًا، وَنَظَرُهُ إِعْتِبَارًا
" Setiap perkataan yang bukan dzikir kepada Allah ta'ala itu tidak ada gunanya. Setiap diam yang bukan untuk berfikir adalah kelalaian. Setiap pandangan yang bukan untuk mengambil pelajaran adalah sia-sia. Maka, beruntunglah orang yang perkataannya adalah dzikir, diamnya adalah berfikir, dan pandangannya untuk mengambil pelajaran. " ( Kitab Lubabul Adab, Usamah bin Munqidz, Juz I, halaman : 79 )
Semoga Allah Subhanahu wa ta'ala (Swt) selalu memberikan keselamatan, kemaslahatan kepada kita dan seluruh keluarga kita baik ketika berbicara maupun ketika diam.
Wallahu a’lam.