Tujuh LSM China Terpesona Klinik Muslimat NU, Begini Kisahnya
Klinik Yayasan Kesejahteraan Muslimat Nahdlatul Ulama (YKM NU) di Jakarta, mendapat kunjungan dari sejumlah Non-Government Organisation (NGO) atau Lembaga Swadaya Masyarakat China, Sabtu pekan lalu. Kunjungan ini merupakan rangkaian rencana kerjasama dengan YKM NU.
Dalam pertemuan itu, Ketua YKM NU Pusat Hj Endang Sulistinah Umar Wahid mengemukakan sejarah singkat awal berdirinya yayasan yang dipimpinnya itu. Menurut Endang, YKM NU mengabdi kepada masyarakat melalui bidang sosial dan kesehatan dengan mendirikan panti asuhan, rumah sakit, rumah bersalin, dan klinik.
Yayasan di bawah naungan Muslimat NU ini didirikan oleh lima tokoh, yaitu Hj Sholichah Wahid Hasyim, Hj Solihah Saifuddin Zuhri, Hj Himpuni Suparman, Hj Sutaridjah, dan Hj Aisyah Hamid Baedowi.
Berbagai layanan dan pembinaan dilakukannya. Kini, setidaknya YKM NU memiliki 108 klinik, rumah bersalin, rumah sakit, termasuk empat klinik hemodialisis (cuci darah) dan 104 panti asuhan, serta 10 panti lansia.
“Klinik hemodialisis ini sudah mendapat sertifikat ISO 900: 2008 dan sekaligus meraih rekor Muri,” ucapnya.
Klinik hemodialisis di Jakarta ini merupakan kerja sama dengan PT Cipta Husada. YKM NU sebagai pihak yang menyediakan gedung dan peralatannya, sedangkan dari PT Cipta Husada sebagai pengelola kliniknya.
Pengelola Klinik hemodialisis Andreas Ja’far menjelaskan, klinik yang sekarang dijadikan sebagai klinik hemodialisis ini awalnya klinik bersalin, tetapi seiring perubahan dan kebutuhan, akhirnya beralih fungsi menjadi klinik hemodialisis.
“Kerja sama sudah berjalan selama 11 tahun. Awalnya gak ada pasien, sekarang pasien ada 140 orang pasien,” kata Andreas.
Menurut Andreas, setiap orang melakukan cuci darah dua kali dalam seminggu. Ia menyatakan bahwa pasien yang datang ke klinik tersebut tidak dipungut biaya atau gratis karena didukung oleh pemerintah melalui BPJS. Klinik sendiri dapat menampung 200 pasien.
Sementara pihak NGO dari China yang diwakili Wakil Sekretaris Jenderal Amity Foundation She Hongyu mengaku bangga atas klinik YKM NU karena dapat memberikan dukungan dan pertolongan kepada masyarakat. Menurutnya, Indonesia sebagai negara yang di dalamnya terdapat banyak agama ini sangat membutuhkan keberadaan organisasi seperti NU.
“Kami merasa kami bisa mempelajari banyak dari kalian. Saya berterima kasih sekali kalian telah meluangkan waktunya untuk berkumpul (bersama kami), ” kata She.
Setelah berbincang-bincang, pengurus YKM NU pun bersama-sama berkeliling dan melihat-lihat ruangan, peralatan, dan pasien.
Usai berkeliling, Wakil Sekretaris Jenderal World Historic and Cultural Canal Cities Cooperation Organization Xu Hongxi mengaku simpati melihat banyak pasien di klinik.
“Kalian memberikan kasih sayang, memberikan bantuan (kepada pasien), saya senang sekali. Kalian adalah penyelamat pasien-pasien ini,” kata Xu.
Xu juga sempat mengapresiasi pengelolaan klinik yang dinilainya bagus dan bersih. Hal itu membuat pasien nyaman dan bersemangat melakukan cuci darah. “Saya lihat lingkungannya bersih sekali dan sangat tertib,” ucapnya.
Xu berharap, setelah kunjungan ke klinik YKM NU ini, pihaknya dapat melakukan hal yang serupa di negaranya.
Pertemuan itu turut diikuti Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim PBNU M Ali Yusuf dan Sekretaris Lembaga Kesehatan PBNU Citra Fitri, dan Ketua LPBI PWNU DKI Jakarta M Wahib Emha.
NGO yang berkunjung dari China itu berjumlah tujuh. Mereka dari Amity Foundation, Overseas Chinese Charity Foundation of China, Zhongguancun the Belt and Road Industrial Promotion Association, China Huaxia Cultural Heritage Foundation, Beijing Children’s Legal and Research Center, Shandong Chamber of Commerce for Civil Foreign Exchange and Cooperation, dan World Historic and Cultural Canal Cities Cooperation Organization. (nuo)
"Menurut Andreas, setiap orang melakukan cuci darah dua kali dalam seminggu. Ia menyatakan bahwa pasien yang datang ke klinik tersebut tidak dipungut biaya atau gratis karena didukung oleh pemerintah melalui BPJS. Klinik sendiri dapat menampung 200 pasien."
Advertisement