Tujuh Kiat Sukses Bersekolah Terapkan Pembelajaran Daring
Situasi pandemi Covid-19 mengakibatkan pelaksanaan tahun ajaran dan tahun akedemik baru 2020/2021 dengan menerapkan belajar jarak jauh.
Sekolah yang berada di zona hijau atau tidak terdapat kasus Covid-19 dapat menerapkan kegiatan belajar dengan tetap muka dengan beberapa syarat, seperti izin dari pemerintah daerah setempat.
Namun, sekolah di wilayah yang berisiko rendah hingga tinggi mau tidak mau menerapkan belajar jarak jauh karena faktor kesehatan dan keamanan komunitas sekolah.
Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional dr. Reisa Broto Asmoro menyampaikan tujuh kiat atau cara yang perlu diperhatikan agar sukses melakukan kegiatan belajar daring.
Pertama, siswa dan guru harus bergembira. Jangan stres. Pastikan, semuanya sudah paham dengan cara mengoperasikan alat teknologi.
“Kedua, bagi kelas menjadi kelompok belajar yang kecil, diskusi, kerja kelompok dan akan membuat waktu belajarnya akan lebih efektif,” ujar dr. Reisa, dalam keterangan dikutip Minggu, 5 Juli 2020.
Ketiga, guru dan murid sepakat mengerjakan tugas kelompok, dan menciptakan suatu tantangan atau lomba yang memerlukan kolaborasi.
Keempat, alokasikan waktu bagi murid-murid yang tertinggal atau kurang dapat memahami sesi pembelajaran. Pastikan semua murid sudah hampir sama pemahaman terhadap subjek yang diajarkan.
Kelima, fokus dan kuatkan pada subjek pelajaran yang dapat ikut membantu kemampuan para murid, untuk bisa sukses di pelajaran manapun. Seperti, bahasa dan sains.
Keenam, amati, tiru, modifikasi, dan lihat cara guru lain belajar, dan yang pastinya yang bagus itu yang menjadi contoh.
“Tanya tips dan triknya. Lalu adopsi di kelas masing-masing. Begitu juga dengan para murid, tanyakan bagaimana teman bisa mengikuti pembelajaran dengan baik, meski melalui online,” ujar dr. Reisa.
Ketujuh, proses belajar jarak jauh bukan memindahkan kelas dari ruang fisik ke ruang digital. Cara membuat sesi online menjadi riang gembira, dan penuh interaksi, serta mudah mentransfer ilmu pengetahuan adalah dengan berkreasi, dan tentunya dengan bekerja sama.
“Dan semua ini sangat penting untuk orang tua, seperti saya, dan bapak ibu semua untuk harus aktif terlibat, dalam setiap proses pembelajaran, baik belajar, maupun mengajar online,” ujarnya.
Sejak pandemi diumumkan di Maret 2020, lebih dari 90% siswa dan siswi harus belajar di rumah secara penuh. Terutama mereka yang tinggal di daerah risiko tinggi penularan COVID-19.
Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, berusaha tetap menjaga kegiatan belajar mengajar berkualitas.
Sekolah yang berada di zona hijau dengan kasus COVID-19 yang tidak ada lagi, dan sudah mendapatkan izin pemerintah daerah memenuhi standar kesiapan pembelajaran tatap muka, pembelajaran tatap muka dapat dimulai secara bertahap.
Tentunya dengan mengikuti protokol kesehatan yang ditentukan.
Menyambut tahun pelajaran 2020/2021, sebagian besar dari siswa dan siswi masih akan menerapkan pembelajaran jarak jauh. Terutama bagi sekolah yang berada pada zona kuning, oranye, dan merah.
“Selamat kembali ke sekolah bagi yang ada di zona hijau, ingat, tetap aman COVID-19 dan praktekkan protokol kesehatan dengan sangat, sangat, sangat ketat. Dan, tetap semangat bagi semua yang akan sekolah melalui daring, dan kemampuan kita beradaptasi akan menjadikan kita manusia Indonesia yang unggul dalam pengetahuan dan tangguh, menghadapi perubahan,” tutup dr. Reisa.
Memang, siapa pun tidak siap untuk bersekolah dengan metode pembelajaran daring atau online.
Setiap guru dan anak didik di wilayah yang melakukan belajar mengajar di rumah belum tentu difasilitasi infrastruktur dan peralatan yang memungkinkan belajar melalui daring. Demikian penjelasan Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional.