Tuhan Tak Perlu Dibela, Lalu Siapa yang Harus Dibela?
KH Husein Muhammad selalu mengajak kita berpikir dan merenung perihal kehidupan. Ajakannya hingga pada dimensi terdalam: sufistik.
"Tuhan Tak Perlu Dibela," pesan KH Abdurrahman Wahid (almaghfurlah) yang populer semasa hidupnya. Lalu, bila "Tuhan Tak Perlu Dibela", lalu siapa harus dibela? Nah, untuk memahami hal itu, penjelasan Kiai Husein Muhammad sangat pentingnya kita ikuti. Berikut:
Jika Tuhan Tidak Perlu dibela, lalu siapa yang harus dibela?
Menarik sekali membacara karya Abu Nu'aim: "Hilyah Awliya". Ia menginformasikan kepada kita pernyataan Malik bin Dinar, salah seorang generasi Tab'in :
" قَالَ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ: يَا رَبِّ أَيْنَ أَبْغِيكَ؟ قَالَ: أَبْغِنِي عِنْدَ الْمُنْكَسِرَةِ قُلُوبُهُمْ ".
"Nabi Musa bertanya kepada Tuhan : "Wahai Tuhan, di mana aku bisa menjumpai-Mu?". Tuhan menjawab : "temuilah Aku di antara mereka yang hatinya luka".
Abu Nu' aim juga menyampaikan informasi senada, dari Wahb bin Munabbih.
قَالَ دَاوُدُ عَلَيْهِ السَّلَامُ: " إِلَهِي أَيْنَ أَجِدُكَ إِذَا طَلَبْتُكَ؟ قَالَ: عِنْدَ الْمُنْكَسِرَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ مَخَافَتِي "
Ia mengatakan : Nabi Daud bertanya kepada Tuhan: Wahai Tuhanku, di mana aku bisa menjumpai-Mu bila aku mencari-Mu?". Tuhan menjawab : "di tengah-tengah mereka yang hatinya bersedih karena takut kepada-Ku".
Pesan Penting Hadis Qudsi
Sementara itu, sebuah Hadis Qudsi menyebutkan pernyataan Tuhan :
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw Bersabda dalam hadis qudsi, “Sesungguhnya Allah (dalam hadits Qudsi) berfirman: “Hai Anak Cucu Adam, Aku sakit tetapi kamu tidak menjenguk-Ku”. Ia berkata “Ya Rab, bagaimana aku menjenguk Mu, sedangkan Engkau adalah Tuhan Semesta Alam?”
Allah menjawab: “Apakah kau tidak tahu, ada hamba-Ku Fulan sedang sakit tetapi kau tidak menjenguknya, tidakkah kau tahu sesungguhnya jika kau menjenguknya Aku berada di sisinya”. Allah berfirman :
“Hai anak cucu Adam, Aku lapar tetapi kau tidak memberi-Ku makan”. Ia mengatakan : “Ya Rab, bagaimana aku memberi-Mu makan sedangkan Engkau adalah Tuhan Semesta Alam?”
Allah menjawab: “Apakah kau tidak tahu sesungguhnya hamba-Ku si Fulan lapar, tetapi kau tidak memberinya makan, tidakkah kau tahu sesungguhnya jika kau memberinya makan kau menjumpai Aku di sana”. Allah berfirman Hai anak cucu Adam, Aku haus tetapi kau tidak memberi-Ku minum”.
Anak Cucu Adam : “Ya Rab, bagaimana aku memberi-Mu minum sedangkan Engkau adalah Tuhan Semesta Alam?” Allah menjawab: “Kau (tahu) hamba-Ku meminta minum kepadamu tetapi kau tidak memberinya minum, tidakkah kau tahu ketika kau memberinya minum niscaya kau menemui Aku di sana". ( HR. Imam Muslim, Ibn Hibban dan al-Baihaqi).
Pesan Sayyidina Ali bin Abi Thalib
Ada yang mengingatkan kita, Sayyidina Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhahu pernah berkata 'annāsu a'dā`u mā jahilū (manusia menjadi musuh kebodohannya).
Kebodohan adalah apa-apa yang tidak atau belum diketahuinya. Ketika seorang itu sudah mengetahui sedikit, dia mengurangi sedikit kebodohannya. Ketika orang itu tahu semakin banyak, ia mengurangi semakin banyak ketidaktahuan dari dirinya. Musuh dirinya akan berubah jadi kawan yang selalu memberikan fatwa atas dirinya. Sabda Nabi 'Istafti qalbaka (berfatwalah pada hatimu).
"Semoga kita semua tetap berjalan pada jalan yang diridhai Allah. Amin".
Advertisement