Tugas Berat Tim Medis Denmark, Trauma Healing untuk Eriksen
Setelah insiden kolapsnya Christian Eriksen di lapangan, kala laga Euro 2020, Denmark kontra Finlandia, ada tugas khusus yang menanti tim medis Denmark. Mereka memiliki tugas berat untuk segera memulihkan kondisi Eriksen, serta memberikan trauma healing kepadanya agar bisa kembali bermain di lapangan hijau.
Sebab, salah satu dokter Inggris mengatakan bahwa karier Eriksen tamat. Ia tak akan bisa bermain di Premier League. Sebabnya, negeri Ratu Elizabeth memiliki peraturan yang ketat terkait kondisi fisik pemain. Banyak pemain yang sudah deal transfer dari liga non Inggris, namun tak jadi gabung karena tak lolos tes medis.
"Dia tidak akan bisa bermain di Inggris. Kami sangat ketat tentang hal itu,” kata Profesor Kardiologi Spesialis Olahraga London's St George's University, Sanjay Sharma.
Sebab untuk bisa bermain di Top Tier Liga Inggris, para pemain dari belahan dunia manapun termasuk Inggris sendiri, harus menjalani beberapa rangkaian test. Setidaknya ngopibareng.id merangkum beberapa tes yang dilakukan di klub Liga Inggris dari beberapa sumber:
Tes 1: Tes Kesehatan Jantung, Darah, dan Fisik
Tim Medis klub akan melakukan pemeriksaan jantung secara menyeluruh dengan mesin ECG, monitor gema, dan kuesioner riwayat kesehatan jantung. Tes ini juga dapat menampilkan hasil tes darah dan pemeriksaan kebugaran. Dokter klub juga melakukan tes urin untuk mendeteksi protein atau keton yang menunjukkan masalah kesehatan seperti diabetes. Termasuk pula tes kadar Asam Laktat dalam tubuh. Liverpool di awal musim selalu melakukan Lactate test kepada seluruh pemainnya. Termasuk pula di dalamnya tes Vo2Max.
Tes 2: Tes Kestabilan Musculoskeletal
Tim fisio klub secara mendalam akan melihat kemungkinan titik lemah seperti lumbar bawah (belakang) dan daerah panggul - daerah di mana masalah hamstring dan adductor berasal. Mereka juga dapat memeriksa cacat fungsi atau sesak otot saat melakukan gerakan langsung dengan menggunakan drill test seperti squat, hop test dan tes kesehatan paru-paru.
Tes 3: Tes Masalah Isokinetic
Test ini lebih berfokus pada otot dan gerakan (seperti quads dan hamstring), fisio melakukan tes mendalam mengenai rasio antara kedua otot tersebut, saat otot itu saling bekerja dan mengidentifikasi kelemahan yang mungkin bisa menyebabkan cedera atau cara pemulihan pasca-cedera. Latihan fleksi lutut dan ekstensi adalah di antaranya digunakan untuk memeriksa pergerakan otot pemain.
Tes 4: Deep Scanning Test
Jika terjadi riwayat masalah dalam tubuh di masa lalu, tim medis membawa para pemain ke rumah sakit yang sudah disiagakan oleh klub untuk melakukan resonansi magnetik atau pemindaian ultrasound. Pemindaian dilakukan untuk menilai otot dan persendian secara umum dalam tubuh pemain tersebut.
Tes 5: Tes Skor Kadar Lemak Tubuh
Klub menggunakan teknologi Impedansi Bioelektrik – untuk melakukan monitor lemak tubuh. Teknologi itu mengirimkan sinyal listrik melalui tubuh untuk mengukur jaringan tanpa lemak dan jaringan lemak. Sebagian besar pemain profesional berada di angka sekitar 10 persen lemak tubuh.
Tim yang menggunakan ini adalah Bayern Munchen dan Manchester United di zaman Sir Alex Ferguson. Jika dilihat pada masa itu, pemain dengan tubuh biasa, tiba-tiba jadi kekar dan tubuhnya lebih padat. Di Munchen ada Alphonso Davies, Leon Goretzka, dan Robert Lewandowski. Sedangkan di United zaman Fergie, ada Antonio Valencia, David de Gea, Ashley Young, hingga Cristiano Ronaldo.
Tes 6: Ergometric sprint test
Pelatih fisik dan tim media mengukur kecepatan lari pemain dalam jarak yang ditetapkan. Biasanya, pemain diminta sprint 20 meter dalam 3 detik. Jika gagal, mereka akan dikelompokan tersendiri, untuk dilatih agar bisa berlali 20 meter dalam 3 detik.
“Dari hasil tes jika kami tim dokter melihat bahwa pemain ini tak bisa bermain dalam 40 pertandingan beruntun selama 90 menit, maka kami nyatakan mereka tak lolos. Karena kami tak mau mengambil risiko di klub,” kata Dave Fevre, eks Tim Medis dan fisio Manchester United, dilansir dari fourfourtwo.
Dave Fevre di tanah Inggris, dijuluki sebagai The Godfathers of British Sports Medicine.