Tuduhan 'Suster Suntik Mayat', Ini Penjelasan dan Kronologi RS Siti Khotijah
Pihak Rumah Sakit Siti Khotijah akhirnya angkat bicara soal kasus dugaan suster suntik mayat yang menyita perhatian publik belakangan. Mereka menganggap viralnya hal itu adalah upaya sistematis, massif dan terstruktur untuk mencemarkan nama baik rumah sakit dan dokter.
Melalui kuasa hukumnya Masbuhin, SH.MHum., memberikan klarifikasi atas berita hoax dan isu tentang Perawat yang menyuntik Mayat itu.
"Rumah Sakit Siti Khotijah Sepanjang pada tanggal 20 Desember 2017 lalu, sekitar jam 04.54 WIB, telah menerima pasien atas nama Supariyah (67) yang mengalami keluhan pusing, mual, sakit perut dan tidak mau makan," ujarnya, melalui keterangan tertulis yang diterima Ngopibareng.id, Senin 29 Januari 2018.
Terhadap keluhan Supariyah, pihak RS kemudian melakukan tindakan dan terapi oleh dokter, setelah perawatan, ia dinyatakan untuk diperbolehkan pulang.
Pasien kemudian datang lagi kerumah sakit dan masuk IGD pada jam 12.47, dengan keluhan pasien yang lemah pada anggota gerak kanan, sakit kepala dan muntah.
Atas keluhan pasien, dokter kemudian memberikan berbagai perawatan dan tindakan medis, sejak pasien masuk ke IGD kali kedua, pada 20 Desember 2017, yaitu sekitar pukul 12.47 WIB.
Lalu pada, 21 Januari 2018, jam 22.00 WIB, Perawat membangunkan pasien yang sedang tidur untuk tujuan diberikan injeksi obat dan oMz, di mana sebelum injeksi dilakukan Perawat terlebih dahulu melakukan pemeriksaan nadi pasien, pernafasan pasien dan lain-lain.
"Saat itu kondisi Supariyah normal karena nafas teratur dan denyut nadi kuat," ujarnya.
Pada pukul 22.20 WIB, Dokter Hamdan melakukan visite dan pemeriksaan pasien setelah injeksi yang dilakukan oleh Perawat 20 menit sebelumnya, dalam pemeriksaan diketahui nadi pasien 74 X/menit, S1 S2 tunggal Rh, Wh dan CVA infark.
"Bahkan saat pemeriksaan yang dilakukan Dokter Hamdan terhadap Supariyah, pasien masih hidup dan keluarga mengetahui hal itu," kata dia.
Pada jam 22.35 WIB, Dokter Hamdan meninggalkan pasien untuk melakukan visite ke pasien lain dan kembali ke ruangan perawat sekitar jam 22.45 WIB.
Pada jam 22.45 keluarga pasien menghubungi perawat untuk melakukan pemeriksaan, dan perawat kemudian kembali ke pasien untuk melakukan pemeriksaan.
Dalam pemeriksaan ini, Sp02 tidak muncul, tensi tidak terukur, nadi tidak teraba, perawat lalu melaporkan hal ini ke dokter Hamdan.
"Dokter langsung saat itu melakukan pijat jantung, namun upaya itu tidak menyelamatkan jiwa pasien, dan pasien dinyatakan meninggal dunia sekitar jam 23.00 WIB.
Menurut dia, penanganan pasien di RS Siti Khodijah itu sudah berdasarkan Standart Operation Prosedure (SOP), diagnosa yang benar
Kemudian Supariyah dinyatakan meninggal dunia oleh dokter sekitar pukul 23.00 WIB, akibat cardiac arrest (serangan jantung)," ujarnya
Soal video yang viral, Masbuhin mengatakan apa yang beredar itu tidaklah benar. Pihak rumah sakit, kata dia, juga sudah memberikan penjelasan lengkap mengenai penyakit yang diderita pasien dan sebab kematiannya.
"Dokter dan perawat yang menangani pasien sudah bekerja berdasarkan SOP, prinsip prinsip umum kedokteran serta kode etik yang ada," jelasnya.
Bahkan, lanjut dia, pihak rumah sakit juga datang ke rumah keluarga pasien untuk menyampaikan ungkapan berbela sungkawa.
Sebelumnya, dalam sebuah video yang berdurasi 3 Menit 11 detik itu terlihat, keluarga pasien murka kepada dokter dan perawat.
Terdengar suara seseorang pria dan wanita dari keluarga marah-marah setelah sang ibunda meninggal dunia karena diduga tidak mendapat penanganan medis secara baik oleh pihak rumah sakit.
"Sampeyan itu berarti tadi nyuntik-nyuntik mayat. Sampeyan sudah tahu, ta banting. Ndak gitu, masak seorang suster nyuntik mayit ga tahu," kata seorang wanita dalam video itu.
Mesbuhin mengatakan, selanjutnya pihaknya akan meneliti segala modus dan tujuan penyebaran video dan berita itu, apa ada unsur pidana ataukah tidak.
"Yang viral itu 100 persen tidak benar," tandasnya. (frd)