Dituding Demo Bayaran, Pekerja Seni Gresik Ancam Geruduk Warganet
Pasca demo kedua ratusan pekerja seni di depan kantor DPRD Gresik, tiba-tiba muncul sebuah status di media sosial yang menuliskan tuduhan jika aksi itu unjuk rasa pekerja seni adalah pesanan atau bisa dibilang demo bayaran.
Status bertuliskan 'Di Gresik sudah ada yang menawarkan job joban "demo"?? Hihihi, mungkin ada Cabup yang mau order' , diposting oleh pemilik akun Muslih Hasyim, sontak membuat geram Aliansi Pekerja Seni Gresik (APSG).
Koordinator APSG Reno Setyo Utomo berkata, dia bersama rekan-rekannya mendesak pemilik akun yang memposting status tersebut untuk mengklarifikasi maksud unggahan tersebut. Pasalnya, status itu memancing polemik di aliansinya.
"Kami melakukan demo hingga dua kali murni untuk memperjuangkan nasib pekerja seni yang sudah nganggur lima bulanan. Kami minta yang bersangkutan mengklarifikasi, demo mana yang dimaksud," ujar Reno, Rabu , 12 Agustus 2020.
Pihaknya merasa tersinggung dengan status yang diposting MH tersebut. Dia pun mempertanyakan pihak mana yang membayar dan siapa yang membayar demo dalam status itu. "Kami sudah melacak jejak digital akun MH yang juga sempat komen dengan nada yang sama di sebuah postingan lain. Oleh karena itu, kami meminta iktikad baik dari pemilik akun untuk klarifikasi statusnya," ungkapnya.
Dia menegaskan, jika pemilik akun tidak ada iktikad baik, maka pihaknya mengancam akan mendatangi rumah yang bersangkutan dengan massa yang cukup besar. "Kami sudah tahu di mana pemilik akun MH ini tinggal. Jadi jangan salahkan kalau belum ada iktikad baik, kami akan menggeruduk rumah yang bersangkutan. Demo di depan rumahnya," paparnya.
Di sisi lain, APSG merasa lega karena \para pekerja seni kini sudah diperbolehkan manggung. Bahkan, dalam proses perumusan yang berlangsung di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Gresik sudah menemui titik temu.
Dalam pertemuan itu dihadiri oleh Sekretaris Satgas Covid-19 Gresik Tursilo, Kepala Disparbud Gresik Agustin Halomoan Sinaga, Ketua AKD Gresik Nurul Yatim, dan perwakilan dari APSG. "Intinya pagelaran musik atau hiburan di Gresik sudah tidak ada masalah. Tadi sudah ada titik temu. Tinggal bagaimana mengkomunikasikan hal itu di tingkat desa dan perijinannya," ujar Kadisparbud Gresik Agustin Halomoan Sinaga.
Kendati begitu, lanjut Sinaga, pihaknya mengimbau agar panggung hiburan tetap menerapkan protokol kesehatan. Tamu yang hadir dalam pertunjukan itu dibatasi 50 persen dari kursi yang telah disediakan.
"Kalau nanti ada kendala di tingkat desa bisa koordinasi dengan Ketua AKD Nurul Yatim. Karena tadi beliaunya juga ikut dalam pertemuan dan siap mengakomodir rekan-rekan aliansi pekerja seni," pungkasnya.
Advertisement