Tsunami di Selat Sunda, Wisatawan Snorkeling Giliketapang Turun
Tsunami di Selat Sunda yang menghempas Banten dan Lampung berdampak pula terhadap jumlah kunjungan wisatawan yang hendak snorkeling di Pulau Giliketapang, Kabupaten Probolinggo. Sebanyak 13 operator wisata snorkeling pun kelimpungan karena jumlah wisatawan anjlok hingga sekitar 70%.
"Kami yang di hari-hari biasa melayani sekitar 100 wisatawan, kini tinggal sekitar 30 wisatawan per hari. Bisa dikatakan jumlah wisatawan anjlok hingga 70 persen pasca tsunami di Selat Sunda," ujar Agus Salim, salah satu operator snorkeling di Pulau Giliketapang, Minggu, 30 Desember 2018.
Dikatakan sehari pasca tsunami di Selat Sunda, jumlah wisatawan langsung turun drastis. "Bahkan ada wisatwan dari luar kota yakni dari Kediri sebanyak satu bus sudah bayar DP tetapi mendadak batal karena takut tsunami," ujarnya.
Selain itu masih ada puluhan guru di Kota Probolinggo yang juga membatalkan rencana snorkeling di Pulau Giliketapang. "Hanya saja puluhan guru di Kota Probolinggo itu belum membayar uang muka atau DP," kata Agus.
Kamil tak menampik bahwa bencana tsunami yang melanda kawasan Banten dan Lampung itu, juga mengakibatkan ‘bencana’ terhadap sektor wisata di Pulau Gili. Betapa tidak, jumlah kunjungan wisata menurun drastis hingga diatas 50 persen dibandingkan saat kondisi normal.
Soal anjloknya jumlah wisatawan pasca tsunami Selat Sunda juga dibenarkan operator snorkeling lainnya. "Biasanya setiap operator dalam sehari melayani wisatawan diatas 100 orang, sekarang paling banyak 20 orang," ujar Kamil.
Biasanya saat libur panjang di akhir tahun seperti sekarang, kata Kamil, banyak wisatawan mengunjungi Pulau Giliketapang terutama untuk snorkeling. "Tetapi tahun ini jumlah wisatawan anjlok, padahal ombak dan kondisi cuaca lebih bagus saat ini daripada tahun lalu," ujarnya.
Baik Agus maupun Kamil menjamin snorkeling di Giliketapang aman-aman saja. "Pulau Giliketapang kan jauh dari Selat Sunda. Apalagi rilis BMKG Laut Jawa tidak termasuk daerah rawan bencana tsunami,” ujar Agus.
Sekadar diketahui, wisatawan yang snorkeling di Pulau Giliketapang dikenai tarif relatif murah sekitar Rp 90-100 ribu per orang. Tarif sebesar itu sudah termasuk biaya transportasi dari PelabuhanTanjung Tembaga (pelabuhan lama)-Giliketapang pergi pulang (PP), snorkeling, dan makan siang ikan bakar di Giliketapang.
Anda yang tidak menyukai snorkeling masih bisa menikmati wisata dengan berjalan-jalan di Pulau Giliketapang seluas sekitar 84 hektare. Wisatawan juga bisa ziarah ke petilasan Goa Kucing di ujung timur pulau nelayan itu.
“Selain snorkeling, wisatawan bisa berjemur atau menjelajahi hamparan Pasir Putih di ujung barat Pulau Giliketapang atau biasa disebut Pantai Ekor karena berbentuk seperti ekor,” ujar Kepala Desa Giliketapang, Suparyono. (isa)