Trump Nyatakan Perang atas Kartel Narkoba, Ini Penyebabnya
Presiden AS Donald Trump menyatakan "perang" atas kartel narkoba. "Jika Meksiko membutuhkan bantuan membersihkan monster ini, AS siap terlibat dan akan melakukannya secara bersih dan efektif," kata Trump di Twitter.
Pernyataan Trump ini, selaigus penawaran bantuan menuju perang. Menyusul adanya insiden terkait narkoba. Yakni, 9 orang anggota Mormon tewas diserang di Meksiko. Kelompok bersenjata menyergap anggota keluarga LeBaron di jalanan antara Negara Bagian Sonora dan Chihuahua, dekat perbatasan AS.
LeBaron merupakan klan besar Mormon yang memilih mengungsi ke Meksiko pada akhir abad 19 silam. Demikian seperti dilansir AFP, Selasa 5 Februari 2019.
Pejabat lokal berujar, enam anak terluka dan seorang anak hilang, dengan gambar tiga mobil keluarga itu hangus dan penuh peluru beredar di media sosial.
Donald Trump, Pemimpin dari Partai Republik itu memuji Prsiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador dalam upayanya untuk memerangi perdagangan narkoba. Tapi, Trump mengatakan kartel narkoba sudah tumbuh besar. Sehingga dia menyarankan dibutuhkan kekuatan militer untuk melawannya.
"Ini waktunya bagi Meksiko. Dengan bantuan AS, untuk mencanangkan PERANG terhadap kartel narkoba dan menghapus mereka dari Bumi ini," tegasnya.
Lopez Obrador menyatakan, dia akan menerima "segala bentuk kerja sama" guna memberikan keadilan bagi para korban yang punya dua kewarganegaraan itu. Tetapi, presiden sayap kiri yang sempat mengumumkan berakhirnya perang melawan kartel menuturkan, dia tidak ingin memulai konflik baru.
"Di sini kami tak sepakat dengannya (Trump). Perang identik dengan tak rasional," ujarnya.
Di Twitter, dia mengatakan berterima kasih kepada Trump via telepon. Sementara di Washington, juru bicara Gedung Putih Hogan Gidley menjelaskan Trump membahas perilaku kekerasan baik dari kartel maupun geng kriminal lain.
"Presiden menegaskan AS mengecam segala kekerasan yang merenggut nyawa 9 orang warganya, dan menawarkan Meksiko bantuan untuk memastikan pelaku diadili," jelas Gidley.
Dari Meksiko, Keluarga LeBaron yang syok dan marah meminta warganet berdoa bagi para korban, dan mengutuk kekerasan di perbatasan. "Ini pembantaian," ujar Julian LeBaron, aktivis sekaligus sepupu korban kepada Formula Radio.
Dia menuturkan korban tengah menuju bandara ketika mereka diserang. Menteri Keamanan Alfonso Duarez mengatakan, keluarga itu diduga jadi korban salah sasaran dari rivalitas geng yang menguasai wilayah itu. Duarez menambahkan bahwa korban luka segera dilarikan ke rumah sakit di kawasan Phoenix, Arizona, guna mendapatkan perawatan.
Komunitas LeBaron merupakan keturunan Mormon yang melarikan diri dari AS pada 1800-an karena dipersekusi terkait tradisi mereka, antara lain poligami. Ini bukan kali pertama LeBaron menjadi target serangan.
Pada 2009, pendiri grup SOS Chihuahua Benjamin LeBaron dihajar hingga tewas. Kematian Benjamin terjadi setelah dia menyerukan kampanye pembebasan saudaranya yang berumur 16 tahun, Erick, diculik oleh geng kriminal.
Saat itu, penculik meminta sejumlah uang sebagai tebusan. Namun ditolak oleh komunitas Mormon. Pada akhirnya, Erick dibebaskan. Adapun area di utara Meksiko itu menjadi rebutan dua geng kriminal. Yakni La Linea yang berafiliasi dengan kartel Juarez, dan Los Chapos yang notabene bagian dari Sinaloa.
Advertisement