Trump Main Golf, Saat Pers Gencar Beritakan Kemenangan Biden
Amerika Serikat, lewat bejibun literatur yang dihasilkannya, mengajari dunia sekian lama ihwal bagaimana seharusnya media massa menjalankan fungsinya. Katanya, antara lain: pers pilar ke-4 sistem demokrasi sehingga harus selalu mengedepankan fakta, keimbangan, imparsialitas, akurasi, dan kode etik.
Nyatanya bagaimana?
"Ada televisi raksasa di AS yang selama ini lebih merupakan mesin propaganda. Kerjanya mengelus jago sendiri sembari melaknat lawan dengan segala cara termasuk memutarbalikkan fakta," tutur P Hassudungan Sirait, aktivis pers Indonesia.
Hal itu, menurut salah seorang penandatangan pendirian Alian Jurnalis Independen (AJI), sebuah ironi besar, tentunya karena mengangkangi sendiri ajaran yang dibiakkannya ke bagian dunia yang lain.
Trump Main Golf
Di tengah gencarnya pers memberitakan kemenangan Joe Biden, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sedang bermain golf di lapangan golf pribadinya di Virginia utara. Kini, sejumlah media AS memproyeksikan kekalahannya dalam pemilihan presiden.
Trump telah meninggalkan Gedung Putih ketika penghitungan suara dari negara bagian Pennsylvania memicu media-media -- termasuk Fox News yang disegani Trump -- memproyeksikan kandidat Partai Demokrat, Joe Biden, sebagai presiden AS ke-46.
Dengan pergi main golf, Trump terhindar dari suara sorak-sorai dan bunyi-bunyi klakson di dekat Gedung Putih ketika kemenangan Biden diumumkan di TV dan radio di seluruh negara itu.
Ketika iring-iringan kendaraan Trump tiba di Sterling, negara bagian Virginia, rombongan presiden disambut oleh beberapa kelompok pendukung Trump dan Biden yang berdiri berdampingan dengan damai.
Sebuah poster bertuliskan: "Buang sial." Seorang perempuan mengacungkan jempol terbalik ke arah limosin kepresidenan.
Ketika Trump sedang berada di lapangan golf, tim kampanyenya mengeluarkan pernyataan keras atas namanya. Setelah empat jam di klub golf itu, Presiden kembali ke Gedung Putih bersama iring-iringan kendaraan. Rombongan Trump melewati para pendukung Biden yang merayakan kemenangan di jalan-jalan Washington, D.C.
"Kita semua tahu mengapa Joe Biden tergesa-gesa untuk berpura-pura sebagai pemenang, dan mengapa sekutu-sekutu medianya berusaha keras membantunya: mereka tidak mau kebenaran terungkap. Kenyataannya sederhana, pemilu jauh dari selesai," kata tim kampanye Trump dalam pernyataannya, dilansir Voice of America, Minggu 8 November 2020.
"Joe Biden belum disahkan sebagai pemenang di negara bagian manapun, apalagi di negara bagian yang masih harus melakukan penghitungan ulang, atau di negara bagian di mana tim kampanye kami telah mengajukan tuntutan hukum sah yang pada akhirnya akan menentukan pemenang sesungguhnya," imbuh mereka.
Pernyataan itu menambahkan, mulai Senin 9 November 2020, tim kampanyenya akan "memulai proses hukum untuk memastikan hukum pemilu ditegakkan sepenuhnya, dan pemenang yang sah yang menduduki jabatan."
Presiden belum berbicara kepada publik sejak Kamis 5 November 2020 malam, ketika dia menyampaikan berbagai tudingan tak berdasar mengenai proses penghitungan suara.