Trump Jadi Cibiran Warga China, Ini Sisi Lain Pilpres AS
Pemilu Amerika Serikat belum berakhir dalam perhitungan suara. Namun, calon presiden Donald Trum sudah keburu melakukan klaim kemenangan. Tak heran bila hal itu berbuntut panjang. Nitizen China ikut mencibir dan mentertawakan peryataan kemenangan calon Presiden AS Donald Trump.
"Apakah dia menang atau kalah, misi terakhirnya adalah menghancurkan penampilan demokrasi Amerika,” sindir warga China pengguna Weibo, dikutip Reuters, Sabtu 7 November 2020.
“Biarkan Trump terpilih kembali dan membawa AS jatuh," tulis pengguna Weibo lainnya.
Ada juga netizen China yang menyamakan deklarasi kemenangan Trump yang terlalu dini dengan mengklaim pot dalam permainan mahjong sebelum ronde selesai.
Capres petahana Amerika Serikat, Donald Trump mengklaim kemenangannya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat 2020.
Donald Trump juga menuduh adanya kecurangan meskipun ia belum mengantongi cukup bukti. Menurutnya, ia optimistis menang jika semua suara sudah selesai dihitung.
"Jika kalian menghitung suara yang resmi, saya pasti menang. Jika kalian menghitung suara ilegal, mereka dapat mencoba mencuri pemilu ini," ujar Trump saat memberikan pernyataan di Gedung Putih, Kamis 5 November 2020 waktu setempat.
Hubungan antara China dan Amerika Serikat berada pada titik terburuk dalam beberapa dekade karena berbagai perselisihan mulai dari persaingan teknologi dan perdagangan, krisis Hong Kong hingga pandemi virus corona.
Pemerintah Trump juga telah mengeluarkan rentetan sanksi terhadap Beijing.
Media pemerintah China sering kali memerhatikan berita negatif di Amerika Serikat, dan menjelang pemungutan suara hari Selasa menunjukkan gambar toko-toko yang ditutup untuk mengantisipasi kekerasan terkait pemilu.
Donald Trump Marah-marah
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikabarkan marah-marah saat menghubungi para gubernur negara bagian dari Partai Republik.
Kemarahan Trump ini menyusul potensi kekalahan dari calon Presiden Joe Biden dari hitungan suara sementara.
Selain itu, Trump juga disebut secara terbuka meragukan strategi hukum, yang secara pribadi dia instruksikan untuk dijalankan para stafnya terkait hasil Pilpres AS.
Seperti dilansir CNN, Trump menginstruksikan para stafnya untuk mulai mengajukan gugatan hukum setelah Joe Biden, memenangi negara bagian Arizona.
Para staf Trump itu, menurut salah satu sumber, menghabiskan waktu sepanjang Rabu (5/11) untuk menyusun strategi hukum yang setengah matang, yang bertujuan untuk memberikan lebih banyak waktu saat suara masih dihitung di negara bagian krusial seperti Arizona.
Sementara, puluhan pendukung Donald Trump mendatangi pusat penghitungan suara di Detroit, Michigan dan meminta proses penghitungan dihentikan.
Aksi ini dilakukan di tengah kemarahan dan rasa frustrasi para pendukung Trump atas hasil pilpres AS yang masih menggantung.
Perolehan suara populer calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden telah mengalahkan rekor perolehan suara populer yang pernah diraih Barack Obama saat memenangkan pilpres Amerika Serikat. Begini rinciannya.
Advertisement