Trobos Razia Odol, Truk Gandeng Muatan Jagung Terguling
Razia penindakan truk over dimension over load (Odol) yang dilaksanakan petugas Dishub di Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Trowulan, Jawa Timur nyaris menelan korban jiwa.
Muhammad Yunus nyaris mencelakai petugas karena berusaha menghindari razia Odol, Jumat 2 Desember 2022. Informasi yang dihimpun Ngopibareng.id, pria 29 tahun yang mengemudikan truk gandeng bernopol L 9621 UC itu, berjalan dari arah timur ke barat atau dari Surabaya ke Jombang.
Saat tiba di jembatan timbang yang ada di Dusun Telogo Gede Desa/Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Yunus berusaha menghindari razia Odol yang digelar petugas Dishub UPPKB Trowulan.
Pengakuan warga Dusun Karangasem Desa Karangandong, Kecamatan Driyorejo, Gresik ini, dirinya nekat menerobos razia Odol itu karena kendaraan yang ada di depannya lolos dari cegatan (hadangan) petugas.
Menurut Yunus, ada salah seorang petugas jembatan timbang memukul spionnya. Sehingga ia terkejut, lalu membanting setir ke kanan sampai menabrak median jalan.
"Yang depan ada yang lolos, saya ngikutin lolos. Sepion saya yang sebelah kanan dipukul sama yang merah-merah itu (stick lamp)," kata Yunus kepada wartawan di lokasi.
Keterangan saksi mata warga sekitar menyebut truk gandeng muatan jagung itu sebelum terguling sudah diarahkan petugas UPPKB Trowulan untuk masuk ke jembatan timbang.
"Kemungkinan sopir truk tidak mau masuk ke jembatan timbang, kemungkinan saking kencangnya, lalu banting setir ke kanan sampai menabrak median jalan, akhirnya terguling. Alhamdulillah tidak mengenai kendaraan lain," kata Wartik, warga sekitar.
Wartik menjelaskan, usai terguling, sopir truk gandeng muatan jagung itu marah-marah hingga ribut dengan petugas di lokasi. "Sopir sendirian, keluar dari kemudi, lalu mau menghajar petugas jembatan timbang. Akhirnya ada yang melerai sehingga tak sampai baku hantam," ujarnya.
Sementara petugas UPPKB Trowulan, Anggianto Siregar mengatakan, peristiwa itu terjadi ketika petugas menggelar operasi di depan jembatan timbang. Petugas termasuk dirinya mengarahkan seluruh kendaraan angkutan barang yang bermuatan dari arah Surabaya agar masuk ke jembatan timbang untuk menjalani pemeriksaan.
Truk gandeng muatan jagung dengan kecepatan sekitar 60 km/jam melaju sekitar pukul 08.30 WIB. Petugas meminta truk muatan jagung itu beralih ke lajur kiri dan diarahkan masuk ke UPPKB Trowulan.
"Sudah di lajur kiri, dia banting setir ke kanan. Jadi, dia melaju zig zag, petugas mau ditabrak akhirnya terguling. Dia tidak mau masuk jembatan timbang karena kelebihan muatan, muatannya 40 ton lebih, tidak bawa SIM, STNK dan buku uji KIR, hanya bawa KTP," tegasnya.
Tak hanya hampir menabrak petugas, kata Anggianto, water barier yang dipasang petugas di lajur kiri sebelah selatan pintu masuk jembatan timbang, juga ditabrak truk tersebut.
"Melajunya sekitar 60 Km, kencang dia, water barier saja ditabrak sampai terpental," jelasnya.
Ketika menerobos razia, lanjut Anggianto, ban depan sisi kiri truk gandeng L 9621 UC meletus. Sehingga sopir truk banting setir ke kanan menabrak median jalan. Akibatnya kabin dan bak truk bagian depan terguling di jalur berlawanan menghadap ke timur. Sedangkan bak gandengan terhenti di lajur kanan jalur Surabaya-Jombang.
"Karena truk kan kelebihan muatan, tumpuannya kan di depan kalau direm. Otomatis ban depan sisi kiri meletus, langsung oleng menabrak median jalan dan terguling," ungkapnya.
Anggianto membantah jika petugas memukul spion sisi kanan truk muatan jagung tersebut. Menurutnya, pengakuan sopir truk yang nekat menerobos razia karena mengikuti kendaraan di depannya yang lolos, juga tidak benar.
"Kami tidak memukul, kami mengarahkan. Stick lamp mengenai bodi sebelah kanan truk. Tidak kena spionnya, itu pembelaan sopirnya saja. Tidak ada kendaraan angkutan barang yang lolos. Jalan di depannya longgar, kalau ada kendaraan di depannya pasti kena tabrak juga," tandasnya.