Tribun Penonton Ada Patahan dan Tak Layak, Ini Kata Pemkot
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKPCKTR) Kota Surabaya menyebut akan mengecek kondisi patahan yang terjadi di tribun penonton bagian timur dan selatan Stadion Gelora 10 November, Tambaksari Surabaya. Mereka perlu melakukan pengecekan lapangan untuk mengetahui kondisi sesungguhnya patahan di tribun bagian timur dan selatan apakah membahayakan bagi penonton atau tidak. Apalagi stadion ini akan digunakan untuk menggelar pertandingan Persebaya sekitar Agustus nanti.
Kepala Bidang Bangunan dan Gedung, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKPCKTR) Kota Surabaya Iman Krestian mengatakan, beberapa hari ke depan, pihaknya dan Dispora akan melakukan penelitian secara menyeluruh tentang tribun dan Stadion Gelora 10 November. Sehingga jika kondisi tribun membahayakan, mereka akan langsung melakukan perbaikan agar penonton merasa aman dan nyaman.
“Nanti kita lihat dulu bagaimana. Secepatnya akan ke sana untuk meneliti,” katanya.
Menurutnya, hasil pengecekan nanti jika dianggap memang perlu perbaikan, maka Dinas Cipta Karya harus melakukan persiapan terkait struktur tanah, bangunan dan juga kekuatan perbetonan di Stadion Gelora 10 November Tambakssari tersebut. Mereka akan bekerjasama dengan ITS.
“Kalau mau perbaikan ya harus prepare dulu. Kekuatan strukturnya bagaimana ya harus dikaji ulang. Seperti kekuatan struktur Stadion Gelora 10 November Tambaksari seperti apa,” kata dia.
Iman menambahkan jika Stadion Gelora 10 November Tambaksari adalah bangunan lama. Oleh karena itu, dia meyakini perbaikan bangunan lama pasti akan susah. Makanya, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang tak berani langsung mengeksekusi perbaikan karena belum mengerti kondisinya seperti apa.
“Kalau keretakan itu bahaya, kita kaji bersama ITS enaknya bagaimana. Karena strukturnya beda dengan Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) yang melayang tribunnya,” kata Iman.
Sampai dengan saat ini, informasi yang diterima Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang menyebut, patahan dan retakan yang ada di perbetonan tribun penonton, hanya disebabkan oleh struktur tanah dan pembangunan Gelora 10 November yang masih jadul.
Menurut Iman, di tribun penonton, cara pembangunannya menggunakan tanah yang ditumpuk, lalu diberi shaft-shaft, yang kemudian dikeraskan dan diberi beton, untuk dijadikan tribun penonton, yang mengelilingi stadion tersebut. Karena hal itulah, menurut Iman adanya patahan dan retakan itu hal yang biasa dan tidak terlalu berbahaya.
“Kalau di tribun Stadion Gelora 10 November itu kan dasarnya tanah yang miring dan dipadatkan. Tanah di shaft gitu lalu dilapisi beton. Retak-retak itu tidak masalah. Itu cuma retak lapisan perbetonan saja,” kata Iman kepada ngopibareng.id.