Tri Wulandari, Menari Tanpa Mendengarkan Iringan Musik
Gemuruh tepuk tangan mengiringi penampilan Tri Wulandari yang membawakan tarian Jejer Jaran Dawuk.
Wulandari yang berusia 14 tahun bersama adiknya Amalia Desiyani memeriahkan acara Board Changeover Rotary Of Surabaya Kaliasin yang digelar Rotary Club.
Lemah gemulainya tangan dan lenggak lenggok pinggul Tri Wulandari yang akrab disapa Wulan tampak sama dengan gerakan penari pada umumnya.
Namun, saat dikenal lebih dekat Wulan ternyata seorang penari yang menderita kelainan pada pendengaran atau tuna rungu. Ia menari tanpa mendengarkan iringan musik.
Wulan mengatakan, menari tanpa bisa mendengar iringan musik ini sudah lama dilakukannya. Ia bisa menari tanpa mendengar iringan musik dengan menghafalkan gerakan yang dihitung sesuai tempo iringan musik.
Untuk penampilan ini saja Wulan dan adiknya hanya butuh waktu satu hari untuk mengatur komposisi gerakan.
Rumiyah, ibunda Wulan mengatakan bangga atas kemampuan Wulan. Katanya, ini bukan datang begitu saja. Proses panjang sejak wulan duduk dibangku kelas satu Sekolah Dasar (SD).
"Wulan memang suka menari sejak kecil, kelas satu SD saya ikutkan di salah satu sanggar tari yang ada di Surabaya dan berlanjut sampai sekarang," ungkap Rumiyah kepada ngopibareng. Id. Kamis, 18 Juli 2019.
Kata Rumiyah, sejak Wulan ikut dalam sanggar menari dan sering tampil ia sekarang menjadi lebih percaya diri untuk bergaul bersama teman sebayanya.
Wulan, selain memiliki bakat menari, ia juga berbakar dalam bidang olahraga. Bahkan mewakili Indonesia dalam ajang para Games 2019 di Jakarta dan Palembang.
Wulan berhasil membawa pulang medali emas cabang olahraga tolak peluru dan atletik.
Rumiyah berharap, dengan keahlian yang dimiliki putrinya ini, Wulan dapat lebih mandiri kedepannya. Walaupun dengan keterbatasannya itu Wulan tak menyusahkan siapapun.
"Karena nanti dia dapat bertahan hidup dengan keahlian yang dimilikinya tanpa harus bergantung dengan siapa pun," kata wanita 42 tahun ini.
President Rotary Club of Surabaya Etty A Soraya mengatakan sengaja menghadirkan penari dari kaum disabilitas di acaranya.
Hal ini dilakukan untuk menginspirasi masyarakat terutama kaum disabilitas, agar para penyandang cacat yang berbakat dapat mempunyai ruang seluas-luasnya untuk berekspresi dan diapresiasi atas kemampuannya.
"Rotary yang juga bergerak di bidang kemanusian dan sosial, memang memberikan ruang seluas-luasanya agar para kaum disabilitas bisa lebih berekspresi dan berkembang," kata Etty A Soraya.
Advertisement