Trenggalek Kembangkan Pertanian Hemat Air di Lahan Kering
Musim kemarau menginspirasi para pakar untuk terus berinovasi di bidang pertanian. Kali ini Pemerintah Kabupaten Trenggalek melakukan terobosan dengan mengembangkan sistem pertanian di sawah hemat air di lahan kering.
Terobosan yang diinisasi Pemerintah Kabupaten Trenggalek ini, merespon kondisi dan perubahan iklim dunia yang tidak menentu.
Menurut Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, untuk membuat sawah hemat air, diumpamakan seperti akan membuat tambak. Caranya, yaitu pembuatan sawah hemat air diawali dengan penggalian tanah sedalam 50 cm.
Tanah galian itu kemudian diberikan lembaran plastic/terpal, yang diharapkan bisa bertahan 8 -10 tahun. Bekas galian itu kemudian dicampur dengan pupuk organik dan ditimbun. Setelah itu diberikan aliran air dan dilakukan penanaman.
Sedangkan lembaran terpal fungsinya untuk menahan air sehingga sawah nantinya memiliki kecukupan air. Dengan begitu sawah itu tidak lagi tergantung hujan turun atau tidak.. "Tanahnya kita isi air. Jadi selama satu tahun kita enggak perlu ganti air," ujar Mas Ipin, panggilan akrab Bupati Trenggalek, dikutip rri.co.id, pada Sabtu 27 Juli 2024.
Program pertanian hemat air itu, lanjut Mas Ipin, telah diuji coba Dinas Pertanian setempat. Sawah hemat air ini menunjukkan hasil yang memuaskan. Juga ada tinjauan dari Badan Pusat Statistik (BPS). "Jadi selisihnya per hektare hitungannya mencapai 2 ton, lebih produktif," ucap bupati berusia 34, tahun ini.
Diprediksi, sistem pertanian hemat air ini dalam setahun dapat panen empat kali. Sementara sebagai perbandingan, sawah paling subur di Kabupaten Trenggalek hanya mampu panen tiga kali setahun. “Karena sawah ini tidak tergantung adanya air,” tandas Mas Ipin.
Bupati menyebutkan, jika terjadi kekurangan air irigasi bukan lagi menjadi persoalan di Trenggalek. Karena warga di kabupaten ini dapat memanfaatkan air bersih di embung-embung, sepenuhnya untuk kebutuhan minum. “Jadi ini, tentu menghemat petani,” tandasnya.
Disebutkan, perpaduan pupuk dan suplai air yang cukup, menghasilkan produktivitas bagus. Terhitung awal 2023, uji coba menggunakan sistem itu sudah menunjukkan hasil positif dengan panen dua kali.
Mas Ipin berharap target indek pertanian 400 di lahan kering dapat terwujud. Setidaknya target bisa panen empat kali dalam satu tahun.