Trend Rekrutmen di 6 Industri Digital saat Pandemi Covid-19
Jumlah lowongan pekerjaan selama pandemi Covid-19 telah mengalami penurunan drastis. Kendati demikian, selama pandemi Covid-19 ada 6 industri yang masih merekrut tenaga kerja dalam jumlah yang besar. Seperti diketahui, pandemi Covid-19 membuat pola kehidupan masyarakat berubah. Termasuk dalam hal kebutuhan kepada teknologi.
Semenjak adanya Covid-19 hampir semua kegiatan masyarakat dilakukan menggunakan teknologi, mulai dari absen kantor yang dilakukan secara digital, rapat melalui virtual bahkan ibadah pun juga harus melalui jaringan digital.
Sehingga menjadi sangat menarik untuk memahami lebih jauh mengenai bagaimana pandemi Covid-19 memberikan pengaruh yang berbeda pada setiap industri. Perubahan yang terjadi membuat beberapa sektor usaha mengalami pertumbuhan karyawan negatif, namun juga ada yang pertumbuhannya positif.
Dikutip dari riset Tim Content Marketing RevoU, terungkap industri mana yang terkena dampak positif maupun negatif akibat pandemi Covid-19. Hal ini berdasarkan data pertumbuhan jumlah karyawan di perusahaan Teknologi Indonesia, menggunakan data dari LinkedIn Premium Insights. Metodologi yang digunakan ialah mengumpulkan data jumlah karyawan dari masing-masing perusahaan pada bulan April 2019, 2020, dan 2021. Data dikumpulkan April 2021. Klik https://journal.revou.co/covid-19-tren-perekrutan/
Elemen yang Diteliti
Untuk riset ini, Tim Content Marketing RevoU mengumpulkan 31 perusahaan teknologi di Indonesia dan Asia Tenggara yang terbagi menjadi 6 kategori, yakni berdasarkan Google, Temasek & Bain antara lain e-commerce, transportasi, travel, fintech, edutech, dan health tech.
Hasil Pengumpulan Data
Lima dari enam perusahaan teknologi mengalami pertumbuhan jumlah karyawan yang positif selama masa pandemi periode April 2020-April 2021, sedangkan kategori yang mengalami pertumbuhan negatif adalah Travel -14 persen.
Kategori yang selama pandemi mengalami pertumbuhan karyawan tertinggi adalah Health tech sebanyak 26 persen, disusul Edutech 21 persen. Untuk tiga kategori lainnya adalah e-commerce dan transportasi mengalami pertumbuhan karyawan sebesar 14 persen dan Fintech sebesar 4 persen.
Meskipun Shopee memiliki jumlah karyawan terbanyak yakni 23,032 orang, namun pertumbuhan karyawan selama pandemi tetap mencapai angka yang tinggi yaitu 78 persen, atau mengalami kenaikan 21 persen dari periode sebelum pandemi.
Sedangkan Klook menjadi perusahaan yang mengalami perlambatan pertumbuhan karyawan paling signifikan dari sebelum pandemi 100,73 persen dibandingkan selama pandemi mengalami -29,42 persen.
1. Pertumbuhan Karyawan Kategori Health Tech
Pada masa pandemi, jumlah karyawan Alodokter bertumbuh sebanyak 20,88 persen dibanding sebelumnya 63,82 persen (periode April 2019-2020). Sedangkan Halodoc bertumbuh sebanyak 26,76 persen dibanding sebelumnya 53,24 persen.
Alodokter mendapatkan pendanaan Seri C+ pada November 2020 melibatkan lengan investasi grup Telkom, MDI Ventures; Sequis Life; dan Golden Gate Ventures. Suntikan dana ini digunakan untuk merilis pelayanan farmasi daring melengkapi layanan telemedis, pemesanan dokter, asuransi.
Pada April 2021, Halodoc mengumumkan pendanaan seri C sebesar 80 juta dolar Amerika Serikat (AS) yang dipimpin oleh Astra, bersama Tamasek, Telkomsel Mitra Inovasi, Novo Holdings, Acrew Diversify Capital Fund, serta Bangkok Bank. Pendanaan ini digunakan untuk penetrasi di berbagai vertical serta meningkatkan pengalaman user melalui teknologi.
2. Pertumbuhan Karyawan Kategori Edu Tech
Zenius mengalami percepatan pertumbuhan karyawan pada masa pandemi sebesar 97 persen, atau 29 persen lebih tinggi jika dibandingan pertumbuhan karyawan sebelum pandemi yaitu hanya sebesar 68 persen.
Pada September 2020 Zenius memiliki 15,7 juta lebih pengguna, yang jumlahnya melonjak 12X lipat secara tahunan. Zenius juga menjalin kerjasama dengan Gojek dan meluncurkan layanan teledukasi gratis.
Zenius mendapatkan pendanaan Seri A sebesar 20 juta dolar AS di Februari 2020 dan Seri B di Januari 2021 yang tidak disebutkan jumlahnya. Sedangkan, Ruangguru mengalami perlambatan pertumbuhan karyawan selama pandemi yakni 21 persen dari sebelumnya 98.48 persen.
Pada Desember 2019, Ruangguru mendapat pendanaan seri C sebesar 150 juta dolar AS dan digunakan untuk ekspansi ke Vietnam. Pada April 2021, Ruangguru kembali mendapat pendanaan sebesar 55 juta dolar AS.
Di kala pandemi, Ruangguru sendiri menjalani berbagai inovasi seperti menjadi mitra Pra Kerja melalui Skill Academy. Berdasarkan percepatan pertumbuhan, Pahamify mengalami pertumbuhan yang signifikan yakni dari 51 persen menjadi 294 persen. Pada Maret 2020, startup ini mendapat pendanaan dari Y combinator sebesar 150 ribu dolar AS, dan setahun kemudian pada Maret 2021 menggandeng Shopeepay untuk pembayaran nontunai.
3. Pertumbuhan Karyawan Kategori e-commerce
Shopee mengalami pertumbuhan karyawan paling tinggi baik sebelum pandemi 57 persen, dan selama pandemi 78 persen. Di antara bulan April 2020- 2021, Shopee meluncurkan dua fitur terbaru mereka di pasar Indonesia, yakni ShopeeFood pada April 2020 dan ShopeePay pada Agustus 2020.
Sebelum pandemi Covid-19, pertumbuhan karyawan Bukalapak negatif yaitu -16,3 persen. Pada bulan September 2019, Bukalapak tengah melakukan PHK terhadap karyawan sebagai salah satu upaya perusahaan untuk menjadi Unicorn pertama yang mencetak keuntungan.
Tokopedia juga menjadi perusahaan yang pertumbuhan karyawannya positif selama pandemi sebesar 15 persen. Tercatat pada September 2020, total merchant yang dimiliki e-commerce Tokopedia meningkat lebih dari 2 juta hanya dalam periode 6 bulan. Selama pandemi, Tokopedia juga mendukung upaya pemerintah Bangga Buatan Indonesia (BBI) untuk membantu UMKM. Pada November 2020, Tokopedia mengumumkan Temasek dan Google sebagai shareholder di perusahaannya.
4. Pertumbuhan Karyawan Kategori Transportasi
Dua perusahaan hail riding terbesar di Indonesia mengalami perlambatan pertumbuhan karyawan selama pandemi. Grab bertumbuh sebanyak 8 persen dari sebelumnya 22 persen, dan Gojek bertumbuh sebanyak 10 persen dari sebelumnya 26 persen. Di masa awal pandemi, Grab melakukan Pemutusan Hubungan Kerja 360 karyawannya di Asia Tenggara. Disisi lain, perusahaan ini gencar menjalin kerja sama dengan UMKM melalui Grab Merchant.
Di Juli 2020, Gojek harus menghentikan beberapa layanan GoLife dan GoFood Festival. Strategi yang kemudian diterapkan adalah berfokus pada bisnis layanan transportasi, pembayaran, dan pengiriman barang. Gojek juga menjalin hubungan dengan sejumlah perusahaan rintisan seperti Halodoc dan Kitabisa.com.
5. Pertumbuhan Karyawan Kategori e-wallet atau Fintech
Di kategori e-wallet/ Fintech, Link Aja mengalami penurunan percepatan kenaikan karyawan yang signifikan yaitu sebanyak -230 persen (Pertumbuhan sebelum pandemi +266 persen vs selama pandemi +36 persen. Pada Februari 2019 (sebelum pandemi), layanan keuangan elektronik milik Telkomsel tersebut melakukan rebranding dari TCASH menjadi Link Aja.
OVO mengalami perlambatan pertumbuhan karyawan dari 14.68 persen sebelum pandemi menjadi 8.31 persen selama pandemi. Selama tahun 2020, OVO bekerjasama dengan mitra strategis seperti e-commerce Zalora, Lazada, Blibli, HappyFresh dan yang lainnya. Perusahaan juga meluncurkan dua program baru yaitu layanan asuransi melalui OVO|Proteksi dan akses investasi melalui OVO |Invest.
6. Pertumbuhan Karyawan Kategori Travel
Travel menjadi kategori yang sangat terdampak persentase pertumbuhan karyawan-nya karena pandemi. Ke-tujuh perusahaan yang diteliti, semuanya mengalami persentase pertumbuhan negatif. Sebelum pandemi, Klook bertumbuh pesat dengan persentase pertumbuhan 100,73 persen. Pada April 2019, perusahaan ini mendapatkan pendanaan seri D sebesar 225 juta dolar AS. Namun selama pandemi, pertumbuhan karyawan negatif sebesar -29 persen, membuat selisih yang signifikan.
Tiket adalah salah satu perusahaan travel yang masih mengalami pertumbuhan karyawan yang positif dikala pandemi, walaupun persentasenya kecil (1,84 persen). Tiket bertahan di masa pandemi tanpa mem-PHK karyawan dengan strategi memotong anggaran promosi hingga nol dan mengatur tax dan network.
OYO, penyedia hotel murah, bertumbuh pesat sebanyak 53,51 persen sebelum pandemi dan telah menjadi hotel-chain terbesar ketiga di dunia. Di tengah pandemi, jumlah karyawan menurun sebanyak -49,65 persen. OYO merumahkan sebagian karyawannya dan memberlakukan Leave of Absence.
Sebelum pandemi, pertumbuhan karyawan RedDoorz bertumbuh pesat sebanyak 62,13 persen. Pada 2019, RedDoorz menggenjot ekspansi 1500 properti di Indonesia per akhir 2019. Adanya pandemi berdampak pada okupansi RedDoorz di wilayah Jakarta yang biasanya 73 persen menurun menjadi 29-38 persen. Dikala pandemi, pertumbuhan karyawan RedDoorz pun turun sebesar -5,5 persen.
* Sumber Data: LinkedIn Premium Insights
** Riset Tim Content Marketing RevoU
Advertisement