Larangan Umrah Akibat Corona Terparah Dalam 1.400 Tahun Terakhir
Direktur Jendral Penyelenggara Haji dan Umrah Kementrian Agama Nizar mengingatkan Biro perjalanan penyelenggara umrah agar tidak berspekulasi dengan batas waktu larangan umrah yang dikeluarkan pemerintah Arab Saudi menyusul penyebaran virus corona.
Diketahui, sampai sekarang Kedutaan Besar RI di Arab Saudi belum memperoleh penjelasan dari Pemerintah Kerajaan Arab Saudi kapan kota suci Mekah dan Madinah dibuka kembali untuk umat muslim seluruh dunia yang akan beribadah umrah.
"Bahkan larangan berumrah itu diperluas dan berlaku bagi warga Arab Saudi sendiri," kata
Direktur Jendral Penyelenggara Haji dan Umrah Kementrian Agama Nizar, di Jakarta, Kamis 5 Maret 2020.
Biro perjalanan penyelenggara umrah yang jumlahnya hampir seribu, diingatkan jangan hanya berpikir soal untung, tapi keselamatan jamaah juga dipikirkan. "Kasus virus corona bukan hanya persoalan Arab Saudi, tapi sudah menjadi urusan dunia," kata Nizar.
Maka itulah, Nizar meminta kepada semua biro perjalan jangan membuka pendaftaran umrah dulu sebelum pintu kota suci Mekah dibuka kembali, dan jamaah yang tertunda keberangkatannya, harus diberangkatkan lebih dulu.
"Jangan sampai yang daftar belakangan berangkat, sedangkan yang tertunda keberangkatannya karena ada aturan dari otoriras Arab Saudi sehubungan dengan merebaknya virus corona tidak berangkat," pesan Nizar.
Sebelumnya diberitakan bahwa Pemerintah Arab Saudi memperluas larangan umrah ke kota suci Mekah dan Madinah. Jika sebelumnya menutup pintu bagi warga negara, kini warga Arab Saudi sendiri juga dilarang umrah.
Kantor Berita Arab Saudi SPA melaporkan, kebijakan yang dikeluarkan ini sebagai akibat dari penyebaran virus corona yang terus meluas.
Riyadh melaporkan kasus pertama penyakit seperti flu pada hari Senin 2 Maret 2020 dan kasus kedua pada hari Rabu 4 Maret 2020, dari warga yang merahasiakan kepergiannya ke Iran, negara yang dilaporkan paling banyak penderita Covid-19 yang meninggal akibat virus corona di luar Cina.
"Berdasarkan rekomendasi komite yang ditunjuk untuk memonitor virus corona ... telah diputuskan untuk menunda umrah bagi warga Saudi dan penduduk lain di kerajaan itu," kata SPA, mengutip sumber resmi di kementerian dalam negeri Saudi.
Menurut SPA, keputusan terbaru itu akan ditinjau secara rutin dan larangan akan dicabut jika keadaan mulai kondusif.
Sami Angawi, pakar Arab Saudi tentang Mekah dan Madinah serta haji, mengatakan bahwa fenomena terbaru ini yang paling parah dan tidak pernah terjadi sebelumnya dalam 1.400 tahun sejarah Islam.
Ia menyebut, langkah itu "keputusan yang bijak dan menantang, untuk melindungi jantung umat Islam".
Warga dan penduduk Arab Saudi masih dapat mengunjungi Mekah dan Madinah dan salat di sana, asalkan mereka tidak pergi untuk tujuan umrah, kata wakil menteri haji Abdulfattah Mashat untuk stasiun TV Al Arabiya pada hari Rabu 4 Maret 2020.