Trauma Terserang PMK, Pedagang Hewan Kurban di Kediri Swadaya Suntik Vaksin
Warga Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, dikejutkan dengan kabar matinya puluhan sapi secara mendadak. Saat itu, dinas terkait belum bisa memastikan penyebab dari matinya puluhan sapi tersebut.
Kabar ini kemudian didengar dan dialami oleh salah satu perantara jual beli hewan kurban jenis sapi di jalan penanggungan Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Ditanya terkait hal itu, Nur Kholifah terkejut dan sempat kepikiran.
"Kalau dulu ya kaget mas, kalau dipikir semua juga pernah mengalami virus PMK (Penyakit Mulut dan Kuku). Sapi saya juga sempat mendem (mabuk). Ada dua ekor. Terus ada juga yang sampai dibawah ke tukang jagal tidak sampai mati masih hidup. Ya akhirnya terpaksa harus mengganti mengembalikan uang milik teman. Ya rugi mas kalau sapi dua ekor saja sudah berapa. Kalau kisaran harga Rp27 juta sampai Rp30 juta, dua ekor ya jadinya Rp60 juta. Belum lagi sapi yang dibawah ke jagal kondisi mendem belum mati. Ya mau bagaimana lagi wong saya bawah sapi milik teman otomatis harus ganti. Kalau sekarang sehat semua," tuturnya.
Begitu tahu hewan peliharaanya terkena PMK ia kemudian didatangi oleh petugas dari Kelurahan dan Dinas peternakan. Tidak mau merugi kedua kalinya ia sekarang terpaksa harus mendatangkan petugas kesehatan hewan.
"Bukan Dinas Peternakan, suami saya harus mendatangkan orang semacam dokter dan harus membayar sendiri. Yang sakit harus divaksin, kalau nggak sakit tidak. Bayar satu ekor sapi saja Rp80 ribu," terangnya.
Sementara itu M Ridwan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kota Kediri hari ini melaksanakan pemantauan ke sejumlah pedagang hewan kurban di kawasan Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.
"Alhamdulillah hari ini kita pantau hampir semuanya itu kondisinya sehat. Hanya sedikit sakit mata biasanya karena perjalanan dan bisa diobati ringan. Kami hanya memastikan dan berharap kepada pedagang untuk bisa menjajakan dagangannya dengan baik tidak menimbulkan bau untuk lingkungan. Makanya kita bantu disinfektan agar disemprot," ungkapnya.
Sementara itu guna mengantisipasi agar peristiwa kematian mendadak puluhan ekor sapi yang terjadi di Kabupaten Kediri tidak merembet ke kota. M Ridwan mengaku sudah mengambil langkah-langkah pencegahan.
"Antisipasinya kami pantau, kami dampingi kepada pedagang bahwa hewan yang dijual dalam kondisi sehat. Mungkin ada hewan menular yang relatif sehat tetapi sudah carier itu memang agak sedikit sulit dan harus kami akui.Makanya kami pantau secara harian karena sangat menular. Tapi kami pastikan berupaya pedagang dan pembeli tidak rugi terpuaskan dengan transaksi yang dilakukan," ucapnya.
Advertisement